Hari Pahlawan Nasional pada 10 November selalu menjadi momentum penting untuk mengenang pengorbanan dan keberanian para pahlawan yang rela berjuang demi kemerdekaan bangsa. Namun, lebih dari sekadar mengingat sejarah, nilai-nilai heroik yang mereka wariskan juga menjadi dasar bagi pengembangan pendidikan di era modern. SMA Regina Pacis Jakarta berupaya menghidupkan nilai-nilai kepahlawanan ini dalam pembentukan generasi muda yang berkarakter, kompeten, dan siap menghadapi tantangan global. Melalui penguatan kurikulum nasional dan internasional, pengembangan karakter melalui etiket kerecisan, transformasi digital, serta penanaman keterampilan masa depan, sekolah ini membangun landasan bagi generasi penerus yang tangguh dan berbudi pekerti luhur.
1. Kurikulum Merdeka: Mendorong Kemandirian dan Tanggung Jawab dalam Belajar
Kurikulum Merdeka yang diterapkan di SMA Regina Pacis memberi ruang kepada murid untuk belajar secara mandiri, mengasah kemampuan berpikir kritis, dan memilih jalur belajar yang sesuai dengan minat mereka. John Dewey, seorang filosof pendidikan modern, menekankan bahwa pendidikan seharusnya membentuk individu yang mandiri, kritis, dan bertanggung jawab atas pilihannya. Ia meyakini bahwa pembelajaran interaktif dan pengalaman langsung lebih efektif dalam membangun sikap mandiri pada murid.
Pada Hari Pahlawan, nilai kemandirian ini menjadi relevan, mencerminkan semangat para pahlawan yang berjuang tanpa pamrih. Di SMA Regina Pacis, murid tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga diajarkan untuk memiliki jiwa kepemimpinan, berani mengambil inisiatif, serta bertanggung jawab dalam setiap keputusan yang mereka buat.
2. Pengembangan Kurikulum Internasional: Menjadi Warga Dunia dengan Wawasan Global
Selain Kurikulum Merdeka, SMA Regina Pacis menawarkan program Kurikulum Internasional Pearson Edexcel dan pengalaman internasional melalui program pertukaran pelajar. Program ini memberikan murid kesempatan untuk belajar budaya dan perspektif global, memperkuat keterampilan komunikasi lintas budaya, dan mengenal nilai-nilai keberagaman. Paulo Freire, seorang teoritikus pendidikan, mengatakan bahwa murid harus belajar "membaca dunia" agar dapat memahami dinamika kehidupan yang lebih luas.
Pengalaman internasional ini membekali murid dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia sekaligus memperkuat rasa cinta tanah air. Dalam konteks Hari Pahlawan, murid didorong untuk memahami dan menghargai warisan budaya Indonesia, sekaligus belajar menjadi bagian dari masyarakat global yang peduli dan bertanggung jawab.
3. Pengembangan Karakter: Core Values CHIPS sebagai Etiket Kerecisan
SMA Regina Pacis mengutamakan pengembangan karakter melalui core values CHIPS, yaitu Compassion, Humility, Integrity, Peace, dan Servant Leadership. Nilai-nilai ini, yang menjadi bagian dari etiket kerecisan, membentuk murid untuk memiliki sikap welas asih, rendah hati, jujur, serta mengutamakan perdamaian dan pelayanan kepada orang lain. Jean-Jacques Rousseau, filosof pendidikan terkemuka, percaya bahwa pendidikan moral lebih penting daripada sekadar pendidikan akademis. Ia menyatakan bahwa karakter yang baik adalah fondasi dari manusia yang berkontribusi positif bagi masyarakat.
Nilai-nilai CHIPS mencerminkan sikap dan pengorbanan para pahlawan yang mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Dalam dunia pendidikan, nilai-nilai ini penting agar murid mampu bertindak dengan integritas, peduli terhadap sesama, dan mampu memimpin dengan hati nurani yang baik.
4. Transformasi Digital: Mengintegrasikan Teknologi untuk Pembelajaran Masa Depan