Mengapa Ujian Nasional dan Asesmen Nasional Berbeda?
Perbedaan antara Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terletak pada fokus dan filosofi penilaian pendidikan itu sendiri. Ujian Nasional berorientasi pada capaian individu dan melihat pendidikan sebagai hasil yang terukur dari prestasi akademik siswa. Sebaliknya, Asesmen Nasional menggeser perhatian ke evaluasi kualitas proses pendidikan secara keseluruhan.
Dalam Asesmen Nasional, output utama adalah Rapor Pendidikan yang digunakan oleh pemerintah dan sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran, bukan sekadar menilai hasil akhir siswa. Ini adalah perubahan penting yang lebih fokus pada peningkatan sistem pendidikan secara menyeluruh daripada sekadar penilaian prestasi individu.
Apakah Kebijakan Asesmen Nasional Bisa Diubah Kembali?
Dalam konteks transisi pemerintahan yang akan datang, muncul kekhawatiran bahwa Asesmen Nasional dapat digantikan kembali dengan Ujian Nasional. Namun, kebijakan yang berkelanjutan dalam bidang pendidikan haruslah didasarkan pada evaluasi yang matang dan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap kualitas pendidikan.
Asesmen Nasional diperkenalkan sebagai respon atas berbagai kritik terhadap Ujian Nasional, termasuk kesenjangan pendidikan yang semakin nyata dan penekanan berlebihan pada prestasi akademik individu. Oleh karena itu, mengganti Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap kualitas pendidikan hanya akan menjadi langkah mundur.
Kebijakan pendidikan seharusnya bukan menjadi ajang eksperimen politik yang berubah-ubah seiring pergantian pemerintahan. Program yang sudah terbukti efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan, seperti Asesmen Nasional, semestinya dilanjutkan dan disempurnakan, bukan diubah secara mendadak tanpa kajian mendalam.
Pentingnya Keberlanjutan dalam Kebijakan Pendidikan
Keberlanjutan dalam kebijakan pendidikan sangat penting untuk memastikan adanya perbaikan yang konsisten dalam mutu pendidikan. Program-program yang sudah berjalan dengan baik dan berdampak luas, seperti Asesmen Nasional, seharusnya tetap dilanjutkan dan disesuaikan sesuai kebutuhan, bukan dihapus begitu saja.
Ketika sebuah kebijakan berhasil mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu meningkatkan mutu pendidikan, maka mengganti kebijakan tersebut tanpa alasan yang jelas hanya akan merugikan sistem pendidikan. Dalam konteks Asesmen Nasional, filosofi yang mendasarinya adalah peningkatan mutu dan evaluasi yang lebih komprehensif. Filosofi ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia secara menyeluruh.
Catatan Akhir