Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Akankah Asesmen Nasional Berakhir di Tahun 2024?

20 Agustus 2024   18:28 Diperbarui: 20 Agustus 2024   18:29 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by Maran-Suasana ANBK di SMA Regina Pacis Jakarta

Pada bulan Agustus 2024, SMA di seluruh Indonesia sedang melaksanakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Gelombang 1 pada tanggal 19-20 Agustus dan Gelombang 2 pada tanggal 21-22 Agustus. ANBK ini merupakan bagian dari sistem Asesmen Nasional yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2021 di bawah kepemimpinan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim. Asesmen Nasional menggantikan Ujian Nasional (UN), yang sebelumnya menjadi penentu kelulusan siswa selama bertahun-tahun. Ujian Nasional resmi dihentikan pada tahun 2020, seiring dengan perubahan kebijakan pendidikan yang dipimpin oleh Nadiem Makarim, yang mengutamakan penilaian yang lebih holistik terhadap mutu pendidikan secara menyeluruh, bukan hanya hasil ujian individu.

Peralihan dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional bukanlah sekadar perubahan teknis dalam sistem evaluasi pendidikan, melainkan representasi dari perubahan filosofi besar dalam dunia pendidikan Indonesia. Jika Ujian Nasional fokus pada penilaian kemampuan individu siswa, Asesmen Nasional menekankan pada evaluasi mutu sekolah dan kualitas lingkungan belajar secara keseluruhan. Namun, dengan adanya transisi pemerintahan yang akan datang, muncul pertanyaan yang relevan: apakah kebijakan Asesmen Nasional akan dipertahankan atau mungkin akan kembali ke format Ujian Nasional? Untuk menjawab hal ini, penting untuk memahami bahwa kedua pendekatan tersebut memiliki fokus dan tujuan yang berbeda dalam sistem pendidikan Indonesia.

Filosofi Asesmen Nasional: Mengukur Mutu, Bukan Sekadar Penilaian Individu

Asesmen Nasional adalah alat evaluasi yang lebih luas dan holistik, bukan sekadar menilai kemampuan individu. Fokus utama dari Asesmen Nasional adalah pada peningkatan mutu pendidikan di tingkat sekolah dan satuan pendidikan. Dengan demikian, hasil dari Asesmen Nasional tidak langsung berdampak pada kelulusan atau keberhasilan individu siswa, melainkan digunakan untuk menyusun "Rapor Pendidikan" bagi sekolah tersebut.

Tujuan Asesmen Nasional adalah untuk memberikan gambaran yang jelas tentang kualitas pembelajaran, lingkungan belajar, dan hasil dari proses pendidikan di setiap sekolah. Pemerintah, sekolah, dan masyarakat kemudian dapat menggunakan informasi ini untuk merancang intervensi atau program peningkatan mutu yang lebih tepat sasaran.

Dengan tiga komponen utama---Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar---Asesmen Nasional bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang pendidikan. AKM mengukur literasi membaca dan numerasi, yang dianggap sebagai keterampilan dasar yang diperlukan oleh setiap individu untuk belajar sepanjang hayat. Survei Karakter berfokus pada sikap, nilai, dan karakter siswa, sementara Survei Lingkungan Belajar mengevaluasi kualitas lingkungan pendidikan di sekolah.

Ujian Nasional: Penilaian Individu yang Berbasis Kompetensi

Di sisi lain, Ujian Nasional (UN) adalah alat penilaian yang lebih berfokus pada capaian individu. Tujuan utama dari Ujian Nasional adalah untuk mengukur hasil belajar siswa secara standar di seluruh Indonesia. Siswa dinilai berdasarkan penguasaan mereka atas materi yang telah diajarkan selama jenjang pendidikan tertentu, dan hasil ujian tersebut menjadi indikator keberhasilan atau kelulusan mereka.

Dalam konteks Ujian Nasional, fokus lebih sempit---yaitu pada hasil akademik siswa dalam mata pelajaran tertentu. UN memberikan perbandingan antarindividu di seluruh Indonesia, tetapi tidak memberikan gambaran yang komprehensif tentang kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah atau tentang bagaimana lingkungan pendidikan mempengaruhi hasil belajar.

Salah satu kritik utama terhadap Ujian Nasional adalah bahwa sistem ini cenderung mendorong pengajaran yang berorientasi pada hasil ujian. Akibatnya, banyak sekolah yang lebih berfokus pada drilling soal dan mengesampingkan pembelajaran berbasis keterampilan kritis atau kolaboratif. Selain itu, tekanan yang diberikan pada siswa untuk berhasil dalam UN sering kali menyebabkan stres dan kecemasan, sementara kegagalan dalam ujian ini dapat berakibat pada dampak psikologis yang signifikan bagi siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun