Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Nusantara Baru, Indonesia Maju dalam Perspektif Per Recis Curriculla Ad Victoriam

17 Agustus 2024   09:10 Diperbarui: 17 Agustus 2024   09:17 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok SMA Recis @2024

Sebagai bagian dari Regina Pacis, kita semua – baik peserta didik, guru, karyawan, security, maupun pegawai lainnya – sedang berziarah dalam satu perahu. Perahu kita adalah Regina Pacis, tempat kita bersama-sama mencari kebenaran melalui cinta kasih. Setiap dari kita memiliki peran penting dalam menjaga perahu ini tetap berlayar dengan tenang di tengah ombak kehidupan. Kita semua berada di atas perahu yang sama, meskipun mungkin tujuan kita berbeda-beda. Ada yang bercita-cita menjadi dokter, pengacara, guru, insinyur, atau bahkan pengusaha. Tetapi meskipun tujuan kita berbeda, cara kita menuju ke sana haruslah penuh dengan nilai-nilai cinta kasih, kejujuran, integritas, damai dan kolaborasi.

Bicara soal perahu, mari kita renungkan apa makna perahu dalam konteks kemerdekaan dan pendidikan. Perahu adalah simbol perjalanan, tapi lebih dari itu, perahu juga adalah simbol kerjasama dan kebersamaan. Tidak ada satu pun perahu yang bisa berlayar sendirian tanpa awaknya. Dan setiap awak perahu memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk menjaga perahu tetap bergerak maju, apapun cuacanya. Demikian pula kita di Regina Pacis, setiap dari kita memiliki peran penting dalam menjaga perahu ini tetap berlayar menuju tujuan besar kita – yaitu membentuk pribadi yang cerdas, tangguh, beriman, dan menjadi pembawa damai.

Sebagai bagian dari visi besar sekolah kita, kita tidak hanya dituntut untuk menjadi pribadi yang cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Kita hidup di zaman yang penuh dengan perubahan cepat – teknologi berkembang pesat, informasi mengalir dengan begitu cepat, dan tantangan yang kita hadapi juga semakin kompleks. Maka dari itu, selain cerdas, kita juga perlu menjadi pribadi yang tangguh, mampu menghadapi segala situasi dengan kepala dingin, hati yang kuat, dan iman yang teguh.

Kemerdekaan itu sendiri tidak hanya tentang bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga bebas dari segala bentuk keterbelakangan, kebodohan, dan ketidakadilan. Di usia ke-79 ini, Indonesia sudah jauh berkembang. Tetapi pekerjaan kita belum selesai. Masih banyak hal yang harus kita perbaiki, mulai dari ketimpangan ekonomi, kesenjangan pendidikan, hingga masalah sosial yang masih menghantui bangsa kita. Sebagai bagian dari generasi penerus bangsa, kita di Regina Pacis memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi agen perubahan – agen yang tidak hanya berusaha untuk sukses secara pribadi, tetapi juga berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Di perahu yang kita naiki bersama ini, kita belajar untuk saling menghargai perbedaan, saling mendukung, dan saling melengkapi. Kita adalah satu komunitas besar yang diikat oleh cinta kasih dan semangat kebersamaan. Meski tujuan kita mungkin berbeda-beda, kita tetap harus ingat bahwa kita semua adalah satu – satu bangsa, satu komunitas, satu keluarga besar Regina Pacis. Semangat ini, semangat persatuan dalam keberagaman, adalah salah satu pilar penting yang menopang kemerdekaan kita.

Maka dari itu, mari kita bersama-sama terus menjaga semangat ini dalam setiap tindakan kita. Mari kita hargai kemerdekaan ini dengan cara terus berjuang untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari. Menjadi pribadi yang cerdas bukan hanya soal nilai akademis yang tinggi, tetapi juga cerdas dalam mengambil keputusan yang bijaksana, cerdas dalam berinteraksi dengan sesama, dan cerdas dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Mari kita juga terus berusaha menjadi pribadi yang tangguh, yang tidak mudah menyerah saat menghadapi kesulitan, yang mampu bangkit kembali setelah jatuh, dan yang selalu memiliki semangat untuk terus maju, apapun rintangan yang ada di depan kita.

Dan yang tak kalah pentingnya, mari kita menjadi pribadi yang beriman, yang selalu menjadikan Tuhan sebagai pusat dari segala tindakan kita. Iman kita adalah fondasi yang kuat, yang akan selalu menjaga kita tetap berada di jalan yang benar, meskipun badai kehidupan datang menghantam. Dengan iman yang kuat, kita akan selalu mampu menghadapi segala tantangan dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih.

Akhirnya, mari kita menjadi pembawa damai – tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di keluarga, masyarakat, dan bangsa. Damai adalah sesuatu yang sangat berharga, tetapi juga sangat rapuh. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga damai, dengan cara saling menghormati, saling membantu, dan saling mengasihi. Jika setiap dari kita dapat menjadi pembawa damai, maka kita telah ikut berkontribusi dalam menjaga kemerdekaan ini tetap bermakna.

Sebagai penutup, saya ingin mengajak kita semua untuk melihat perayaan HUT RI ke-79 ini sebagai momentum untuk kembali menyadari pentingnya persatuan, kebersamaan, dan semangat kolaboratif. Per Curriculla Ad Victoriam, Mari kita terus melangkah bersama di dalam perahu Regina Pacis, dengan satu visi dan misi yang jelas – melahirkan pribadi yang cerdas, tangguh, beriman, dan menjadi pembawa damai.

Di tengah lautan kehidupan yang penuh tantangan, kita harus tetap teguh memegang kendali perahu ini, bersama-sama mengarungi ombak besar dan badai kehidupan. Dengan cinta kasih sebagai pedoman kita, kita pasti akan mampu mencapai tujuan kita dengan selamat dan bahagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun