Masa remaja bagaikan petualangan penuh rintangan. Di tengah pencarian jati diri, mereka dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk cyber crime yang semakin marak. Di sinilah peran penting orang tua dan guru dalam mendampingi dan membimbing anak-anak mereka.
Peer counselling, atau konseling sebaya, menjadi solusi inovatif untuk membantu remaja mengatasi masalah mereka. Pendekatan ini memanfaatkan kekuatan persahabatan dan hubungan sebaya untuk membangun rasa saling percaya dan berbagi.
Menurut data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), pada tahun 2023 terjadi 23.022 kasus cyber crime di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 12.206 kasus merupakan kejahatan terhadap anak, termasuk cyberbullying, pelecehan seksual online, dan penculikan virtual.
Membangun Fondasi Kepercayaan
Langkah pertama dalam menerapkan peer counselling adalah membangun kepercayaan dan rasa nyaman antara orang tua, guru, dan remaja. Berikut beberapa tips:
Luangkan waktu berkualitas bersama remaja. Dengarkan dengan penuh perhatian apa yang mereka rasakan dan pikirkan.
Tunjukkan rasa hormat terhadap privasi remaja. Jangan memaksa mereka untuk berbagi informasi yang tidak ingin mereka bagikan.
Berikan dukungan emosional dan bantu mereka menemukan solusi. Hindari mengkritik atau menyalahkan mereka.
Jadilah role model yang positif. Tunjukkan perilaku yang ingin Anda lihat pada remaja, seperti bersikap sopan, bertanggung jawab, dan peduli terhadap orang lain.
Memperkuat Kemampuan Peer Counselling