Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Berani tidak Disukai": Melangkah Keluar dari Zona Nyaman Menuju Perubahan Nyata

12 Mei 2024   23:03 Diperbarui: 12 Mei 2024   23:06 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Keberanian untuk tidak disukai" bukan hanya sebuah frasa, melainkan filosofi hidup yang menantang dan membebaskan. Dipopulerkan oleh karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga, filosofi ini menekankan pentingnya keluar dari zona nyaman dan merangkul perubahan, bahkan ketika itu berarti tidak disukai oleh orang lain.

Dalam konteks pendidikan, filosofi ini memiliki implikasi yang signifikan, terutama dalam inovasi pembelajaran. Seiring dengan tuntutan zaman yang terus berubah, pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan dan mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, inovasi pembelajaran seringkali dihadapkan pada resistensi dan ketidaknyamanan, baik dari kalangan siswa maupun pendidik.

Berani untuk tidak disukai dalam konteks pendidikan menyoroti pentingnya membebaskan diri dari paradigma konvensional dan ekspektasi sosial dalam proses pembelajaran. Ini berarti memungkinkan ruang bagi gagasan-gagasan baru dan pendekatan yang berbeda, bahkan jika itu berarti berada di luar norma yang sudah ada.

Siswa yang didorong untuk berani tidak disukai diajarkan untuk berpikir kritis, mengeksplorasi ide-ide mereka sendiri, dan mengembangkan kepercayaan diri dalam ekspresi mereka. Mereka diajarkan untuk tidak takut akan kegagalan atau penilaian negatif, tetapi malah melihatnya sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pertumbuhan. Inovasi pembelajaran yang sesungguhnya terjadi ketika ruang diberikan bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka tanpa terkekang oleh harapan dan norma-norma yang ada.

Pendekatan berani untuk tidak disukai juga relevan dalam konteks pengembangan profesional pendidik. Guru yang berani mengambil risiko dalam mengubah pendekatan mereka terhadap pembelajaran, mencoba metode baru, dan beradaptasi dengan kebutuhan siswa, seringkali menjadi agen perubahan yang paling efektif dalam sistem pendidikan.

Namun, seperti dalam kehidupan pada umumnya, keberanian untuk tidak disukai dalam konteks pendidikan juga tidak datang tanpa tantangan. Siswa dan pendidik mungkin menghadapi resistensi dari lingkungan yang lebih tradisional, tekanan untuk tetap pada pola yang sudah ada, dan kekhawatiran akan penilaian dari orang lain. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dan lingkungan yang mendukung untuk mendorong keberanian dan inovasi dalam pendidikan.

Dengan menerima filosofi "berani untuk tidak disukai", pendidikan dapat menjadi lebih inklusif, dinamis, dan relevan dengan kebutuhan masa kini dan masa depan. Hal ini menghasilkan lingkungan pembelajaran yang memperkuat keberanian, kreativitas, dan ketahanan siswa, yang pada gilirannya akan membantu mereka menghadapi tantangan global dengan lebih baik dan membawa perubahan positif dalam masyarakat. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun