Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seni dan Pendidikan Menulis: Saling Melengkapi untuk Mengembangkan Potensi Kreatif Anak

30 April 2024   05:00 Diperbarui: 30 April 2024   05:19 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan menulis pada anak bukan hanya tentang melatih kemampuan literasi dan ejaan, tetapi juga tentang membuka gerbang imajinasi dan kreativitas. Di sinilah peran seni menjadi vital dalam mengantarkan anak pada petualangan menulis yang bermakna dan penuh warna.

Di sini lain Seni, dengan segala bentuknya, merupakan sumber inspirasi yang tak terhingga. Lukisan, musik, tarian, dan teater membuka jendela bagi anak untuk menjelajahi dunia baru, memicu rasa ingin tahu, dan mengasah daya imajinasi mereka.

Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, dalam konsepnya tentang "Pendidikan Karakter" menekankan pentingnya seni sebagai media untuk membangun karakter dan kepribadian anak. Menurutnya, seni tidak hanya sekadar sebagai aktivitas ekstrakurikuler, tetapi juga sebagai fondasi utama dalam proses pendidikan. Melalui seni, anak-anak dapat mengembangkan imajinasi, kreativitas, dan kepekaan terhadap nilai-nilai moral.

Beliau meyakini bahwa seni dapat menumbuhkan rasa keindahan, kehalusan budi pekerti, dan rasa cinta tanah air pada anak. Ki Hadjar Dewantara memandang seni sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai etika, seperti kejujuran, kerja keras, dan rasa empati, yang menjadi dasar bagi karakter yang kuat dan berakhlak mulia. Dalam pandangannya, pendidikan karakter melalui seni bukan hanya mempersiapkan anak-anak untuk menjadi individu yang sukses secara akademis, tetapi juga untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

John Dewey, seorang filsuf pendidikan Amerika, juga menyatakan bahwa seni merupakan alat yang ampuh untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan problem solving pada anak. Menurutnya, seni tidak hanya sekadar aktivitas kreatif, tetapi juga sarana untuk melatih keterampilan intelektual yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Seni mendorong anak untuk mengeksplorasi ide-ide baru, bereksperimen dengan berbagai cara, dan menemukan solusi kreatif untuk masalah yang dihadapi.

Pemikiran John Dewey tentang peran seni dalam pembangunan kemampuan berpikir kritis memiliki keterkaitan dengan konsep yang ditekankan oleh Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara juga mengakui pentingnya seni dalam pendidikan karakter anak. Baginya, seni bukan hanya sebagai medium ekspresi kreatif, tetapi juga sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai moral dan budaya yang penting dalam pembentukan kepribadian anak. Dalam pandangan keduanya, seni tidak hanya menyediakan ruang bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka, tetapi juga sebagai alat untuk merangsang pemikiran kritis dan reflektif dalam menanggapi dunia di sekitar mereka.

Menulis sebagai Bentuk Ekspresi Diri

Menulis bagi anak adalah cara untuk mengekspresikan diri, menuangkan ide dan imajinasi mereka ke dalam kata-kata. Dan seni, dengan segala bentuknya, dapat menjadi sumber inspirasi yang tak terhingga bagi anak dalam menulis.

Manfaat Seni dalam Pendidikan Menulis Anak:

  • Meningkatkan Kreativitas: Seni mendorong anak untuk berpikir out of the box dan menemukan cara baru untuk mengekspresikan diri melalui tulisan.

  • Memperkaya Kosakata: Seni memperkenalkan anak pada berbagai macam kata, frasa, dan idiom yang dapat memperkaya kosakata mereka dalam menulis.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun