Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masih Perlukah Kita Mempertahankan Tradisi Wisuda?

15 April 2024   11:30 Diperbarui: 15 April 2024   11:47 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.canva.com/newmarants

Saat bulan-bulan menjelang pelaksanaan wisuda di tingkat pendidikan dasar dan menengah, pertanyaan mendasar muncul: Apakah kita masih perlu merayakan acara ini? Wisuda telah menjadi tradisi yang lazim di banyak institusi pendidikan, tetapi ada alasan untuk mempertanyakan relevansinya di era modern ini. Sementara beberapa orang mungkin melihat wisuda sebagai momen penting untuk merayakan pencapaian akademis, ada pendapat kontroversial yang menantang konsep ini.

Tradisi wisuda, dalam banyak hal, terkait dengan konsep pengakuan dan penghargaan atas prestasi akademis. Namun, pertanyaan muncul apakah pemberian penghargaan ini melalui upacara wisuda masih relevan di tengah perubahan dinamika pendidikan dan masyarakat. Banyak filsuf pendidikan, seperti John Dewey dan Paulo Freire, menekankan pentingnya menekankan proses pendidikan daripada hasil akhir atau pencapaian formal. Mereka berpendapat bahwa fokus pada penghargaan formal seperti wisuda dapat mengaburkan tujuan sejati dari pendidikan, yaitu pembelajaran, pertumbuhan pribadi, dan kontribusi sosial.

John Dewey, dalam bukunya "Democracy and Education", menekankan pentingnya pengalaman dan interaksi langsung dalam pembelajaran. Baginya, proses pendidikan harus berfokus pada pengembangan individu secara menyeluruh, bukan sekadar pencapaian akademis formal (Dewey, 1916). Dalam pandangan ini, wisuda mungkin dianggap sebagai perayaan yang lebih bersifat seremonial daripada substansial dalam mendorong pertumbuhan dan pembelajaran peserta didik.

Paulo Freire, dalam bukunya "Pedagogy of the Oppressed", menggarisbawahi pentingnya pendekatan pendidikan yang demokratis dan memerdekakan (Freire, 1970). Baginya, pendidikan seharusnya tidak hanya tentang penyerapan informasi, tetapi juga tentang memahami dunia secara kritis dan berpartisipasi dalam transformasi sosial. Dalam konteks ini, wisuda dapat dianggap sebagai ritual formal yang mungkin tidak memperkuat kesadaran kritis atau semangat perubahan sosial yang diajarkan oleh pendidikan.

Wisuda sebagai Momen Refleksi dan Penguatan Identitas

Dari perspektif Merdeka Belajar, tradisi wisuda di tingkat pendidikan dasar dan menengah memunculkan pertanyaan penting tentang bagaimana kita mengukur pencapaian dan sukses peserta didik. Konsep Merdeka Belajar menekankan pentingnya memberikan peserta didik kebebasan untuk mengontrol dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sesuai dengan minat, kebutuhan, dan potensi individu mereka. Dalam konteks ini, wisuda mungkin dianggap sebagai bentuk ritual formal yang menekankan pencapaian akademis standar, sementara mengabaikan keragaman bakat dan minat peserta didik yang mungkin tidak selalu tercermin dalam nilai atau gelar.

Peran aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran mereka sendiri. Ini mencakup pengakuan atas beragam cara peserta didik belajar dan mencapai tujuan mereka sendiri. Dengan demikian, wisuda dapat dilihat sebagai bagian dari keseluruhan proses pendidikan di mana peserta didik memiliki kesempatan untuk merayakan perjalanan mereka sendiri, tidak hanya mencapai standar akademis yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan.

Wisuda dapat menjadi momen refleksi yang kuat bagi peserta didik untuk mengevaluasi pencapaian mereka sendiri, memahami kekuatan dan kelemahan mereka, dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya dalam perjalanan pendidikan mereka. Dengan memberikan ruang bagi pengakuan akan keragaman dan keunikan peserta didik, wisuda dapat menjadi lebih dari sekadar seremoni formal, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperkuat rasa identitas, keberagaman, dan kemandirian peserta didik dalam mengejar tujuan pendidikan mereka.

Menggali Makna di Era Konvergensi Global

Dalam masyarakat modern yang semakin terhubung secara global dan teknologi, beberapa argumen menyatakan bahwa pentingnya acara wisuda telah terlalu diperbesar. Ada upaya untuk mengevaluasi kembali nilai-nilai tradisional dalam pendidikan dan untuk mencari cara-cara baru yang lebih relevan dan berorientasi pada masa depan dalam merayakan pencapaian peserta didik.

Namun demikian, para pendukung tradisi wisuda mungkin menunjukkan bahwa acara ini memiliki nilai simbolis yang penting dalam mengukuhkan identitas peserta didik sebagai bagian dari komunitas sekolah. Wisuda juga dapat menjadi momen berharga untuk menghargai kerja keras dan dedikasi peserta didik serta memberi motivasi bagi mereka untuk mencapai tujuan baru di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun