Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seragam Sekolah: antara Aturan, Keragaman dan Kritik

15 April 2024   09:27 Diperbarui: 15 April 2024   09:31 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seragam harus terjangkau dan mudah diakses: Sekolah harus memastikan bahwa seragam mudah dibeli dan tidak membebani orang tua siswa.

Kritik Ivan Illich terhadap Seragam Sekolah

Ivan Illich, seorang filsuf dan kritikus pendidikan, mengemukakan beberapa kritik terhadap seragam sekolah, di antaranya:

  • Seragam sekolah melanggengkan budaya konsumerisme: Seragam yang sering diganti modelnya mendorong siswa untuk mengikuti tren dan membeli seragam baru, yang dapat membebani orang tua dan memicu budaya konsumerisme.

  • Seragam sekolah membatasi kreativitas dan individualitas: Seragam yang seragam dapat membuat siswa kehilangan kesempatan untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan kreativitas mereka.

  • Seragam sekolah tidak efektif dalam meningkatkan disiplin: Illich berpendapat bahwa disiplin tidak datang dari seragam, tetapi dari sistem pendidikan yang baik dan guru yang kompeten.

Kesimpulan

Aturan seragam sekolah dalam Permendikbudristek Nomor 50 Tahun 2022 memiliki tujuan yang baik untuk menanamkan rasa persatuan dan meningkatkan disiplin. Namun, perlu diingat bahwa seragam tidak boleh menjadi alat untuk menekan atau mendiskriminasi siswa. Sekolah harus memastikan bahwa aturan seragam dibuat dengan mempertimbangkan keberagaman budaya, agama, dan kepercayaan siswa, serta memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri. Kritik Ivan Illich terhadap seragam sekolah perlu dipertimbangkan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan sistem pendidikan di Indonesia.

Perdebatan tentang seragam sekolah kemungkinan akan terus berlanjut. Penting untuk melakukan diskusi yang terbuka dan konstruktif dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk siswa, orang tua, guru, dan pemangku kepentingan lainnya, untuk menemukan solusi terbaik yang menyeimbangkan antara persatuan, disiplin, keragaman, dan kreativitas dalam pendidikan. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun