Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menemukan "Why" di Balik Pembelajaran: Golden Circle untuk Guru & Peserta Didik

21 Februari 2024   19:03 Diperbarui: 21 Februari 2024   19:10 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: slidesalad.com

Pra-kata

Pengalaman menjadi seorang  instruktur dalam program pendidikan guru penggerak di beberapa tahun terakhir ini, saya sering kali mendapati pertanyaan dari para calon pengajar praktik: "Bagaimana cara menetapkan tujuan pembelajaran yang efektif dan melakukan refleksi yang bermakna?". Pertanyaan ini menunjukkan kesadaran mereka akan pentingnya memiliki arah yang jelas dan belajar dari pengalaman. 

Pertanyaan ini bukannya tanpa alasan, modul-modul dalam pembekalan calon pengajar praktik akan memberikan banyak pencerahan terhadap pertanyaan ini. Tulisan ini tidak akan menjelaskan modul yang dipelajari calon pengajar praktik, tetapi lebih pada perkenalkan kepada siapa pun yang membaca tulisan ini, bahwa golden circle itu sangat penting. Maka, sayang jika kita tidak berkenal dengan golden circle.

Simon Hinek & Golden Circle

Sumber: slidesalad.com
Sumber: slidesalad.com
Simon Sinek, seorang pembicara inspiratif dan penulis buku terkenal "Start With Why", mengembangkan konsep Golden Circle berdasarkan pengalamannya bekerja dengan para pemimpin dan organisasi yang sukses. Dia mengamati bahwa pemimpin dan organisasi yang paling inspiratif selalu memulai dengan "Mengapa" mereka - alasan mereka melakukan apa yang mereka lakukan.

Sinek terinspirasi oleh penelitian tentang biologi dan neurologi otak manusia. Dia menemukan bahwa bagian otak yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan tindakan adalah sistem limbik, yang juga bertanggung jawab atas emosi dan perasaan. Ketika kita terhubung dengan sesuatu pada tingkat emosional, kita lebih cenderung termotivasi dan bertindak.

Konsep Golden Circle adalah cara untuk memanfaatkan pemahaman ini dan mengkomunikasikan pesan dengan cara yang lebih menarik dan inspiratif. Dengan memulai dengan "Mengapa", kita dapat menarik perhatian dan melibatkan orang pada tingkat emosional, dan kemudian menjelaskan "Bagaimana" dan "Apa" dengan cara yang lebih mudah dipahami dan diterima.

Apa itu Golden Circle?

Golden Circle adalah model visual yang terdiri dari tiga lingkaran konsentris: "Mengapa", "Bagaimana", dan "Apa".

  • "Mengapa" mewakili alasan, keyakinan, dan motivasi di balik suatu tujuan. Ini adalah inti dari Golden Circle dan apa yang membangkitkan semangat dan inspirasi.
  • "Bagaimana" menjelaskan strategi dan tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan.
  • "Apa" adalah hasil atau produk akhir yang ingin dicapai.

Pentingnya Golden Circle dalam Penetapan Tujuan

Bagi guru, Golden Circle dapat menjadi alat yang sangat membantu dalam:

  • Menentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan inspiratif: Dengan memulai dari "Mengapa", guru dapat menggali keyakinan mereka tentang pendidikan dan apa yang ingin mereka capai dengan murid-murid mereka. Hal ini membantu mereka merumuskan tujuan yang lebih dari sekadar hafalan fakta, tetapi yang mendorong rasa ingin tahu, kreativitas, dan semangat belajar.
  • Meningkatkan motivasi dan keterlibatan murid: Ketika murid memahami "Mengapa" di balik pembelajaran, mereka akan lebih termotivasi untuk terlibat dan berpartisipasi aktif. Mereka akan lebih mudah memahami relevansi materi dan bagaimana hal itu dapat bermanfaat bagi mereka.
  • Membangun komunitas belajar yang kuat: Golden Circle dapat membantu guru dan murid untuk terhubung pada tingkat yang lebih dalam. Dengan berbagi "Mengapa" mereka, mereka dapat membangun rasa saling percaya dan respek, serta menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan kolaboratif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun