Mohon tunggu...
Maraike Bangun
Maraike Bangun Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Someone who loves to explore life :)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perpanjang SIM Cukup Satu Jam

25 Mei 2013   06:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:04 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Weker berbunyi membagunkanku. Jam 5.00. Aku segera melakukan beberapa ritual
pagi lalu membersihkan kamarku.
Jam 06.30 aku segera mandi dan
langsung menuju stasiun Kereta Api Cikini.
Delapan ribu rupiah kukeluarkan utk
membeli tiket
Commet ke stasiun
Kereta Api
Pondok Cina. Kereta datang jam
7.30. Aku segera naik karena harus memperpanjang SIM A yang akan segera mati
bulan depan.

Ternyata kereta pagi lebih cepat dari yang biasanya. Jam 7.50 aku sudah sampai
di Pondok Cina. Aku pun segera naik ojek untuk diantar ke parkiran Depok Town Square (Detos). Pak ojek mengambil jalan belakang dan aku cukup naik beberapa tangga untuk sampai di parkiran Detos. Cukup bayar 5000 rupiah plus tips 1000 (maklum mahasiswi).

Begitu sampai, sekitar jam 8, aku bertanya pada beberapa orang yang sedang berdiri memperhatikan para petugas SIM
keliling mempersiapkan meja
apakah ini
tempat perpanjang SIM. Aku hanya ingin mengonfirmasi saja. Ternyata iya, aku
disuruh memberikan fotokopi KTP dan SIM lama sebagai syarat pengambilan
formulir.
Aku pun
memberikannya pada pak polisi yang melayaniku dengan ramah.
Kalau aku perhatikan aku ada pada urutan kesebelas. Lumayan pikirku,
tidak terlalu jauh dari urutan pertama
.

Tak
lama kemudian nama kami dipanggil satu per satu dan diberikan formulir. Aku pun
segera mengisi formulir tersebut dan menyerahkan pada polisi yang bertugas.
Ternyata formulirku urutan ketiga. Yang lain masih sibuk mengisi formulir
padahal mereka duluan mendapatkan formulirnya. Sesudah itu kami disuruh menandatangani
kertas putih yang akan discan. Ternyata karena formulirku urutan ketiga aku pun
dipanggil masuk dan menempati urutan ketiga :) Jadi, yang menentukan cepat atau
tidaknya nama kita dipanggil adalah urutan pengisian dan penyerahan formulir
tadi. S
emakin cepat diserahkan maka semakin awal
urutan panggil kita.

Sekali masuk polisi yang bertugas memanggil 8 orang. Cepat sekali prosesnya:
identitas dibacakan ulang untuk konfirmasi, tandatangan yang sudah dibubuhkan
pada kertas putih diserahkan pada petugas, jempol tangan kiri dan kanan discan,
foto, SIM dicetak selama 1 menit, lalu bayar 160.000 dan SIM A yang baru
kudapatkan J. Jam 8.55 aku sudah meninggalkan Detos kembali menuju Cikini.

Salut pada kepolisian atas kinerja yang efisien, efektif dan transparan. Sampai
ketemu lima tahun lagi ibu dan
bapak polisi
:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun