Ketidakstabilan jumlah penambang dalam kasus ini dipengaruhi oleh jarak dan deposit emas potensial. Semakin ke hulu sungai, semakin tinggi biaya operasional tambang.
Tambang emas rakyat belum menggunakan teknologi yang dapat mempertinggi peluang keberhasilan penambangan seperti teknologi pendugaan deposit emas yang dikenal dalam pertambangan modern.Â
Walaupun penambang rakyat mengenal penciri suatu lokasi yang mengandung deposit emas, namun kurang memberikan kepastian seberapa besar deposit emas pada area atau pada suatu situs galian.
Dari empat yang masih aktif, jumlah penambang keseluruhannya 22 orang, seperti yang diperlihatkan tabel di atas.
Selain laki-laki, perempuan juga terlibat dalam kegiatan pertambangan. Peran mereka adalah menyiapkan konsumsi bagi para penambang yang curahan jam kerjanya lebih banyak di lokasi tambang.
Dari 4 kelompok penambang aktif yang di obeservasi, jumlah rata-rata anggota kelomponya adalah 5-6 orang per kelompok.
Sistem bagi hasil di antara penambang yang jamak terjadi adalah, setiap penambang memperoleh 1 bagian dari total hasil emas yang diperoleh, setelah dikurangi biaya-biaya.
Walupun hasilnya tidak selalu pasti namun mereka biasa mendapatkan setengah gram emas hingga beberapa gram emas selama satu periode (4-5 pekan), hasil itu menjadi hak istimewa mereka atau tidak dihitung sebagai hasil perolehan kelompok. Â
Praktik menyembunyikan butiran emas di kalangan penambang lajim (juga) terjadi, namun tidak pernah dalam jumlah besar. Â Misalnya, dengan cara nuget emas diselipkan/disembunyikan di rambut. Mereka yang sudah lama di dunia tambang memiliki sistem pengawasan yang unik. Jadi orang tidak selalu dapat menyembunyikan emas serta berhasil tanpa ketahuan.