Saya langsung janjian untuk cek sama-sama tanah kebun itu. Hasil cek lapangan sebagai berikut: bentuk tanah agak miring, pagar kebunnya sudah compang-camping, air susah (tadah hujan), serta ada banyak sapi penduduk berkeliaran di sekitarnya. Sebagian pagar menggunakan pagar hidup pohon gamal. Kambing!
Iya, ternak kambing cocok. Makanan kambing adalah gamal, lamtoro, kaliandra mungkin sedikit nutrisi tambahan. Kalau usaha ternak kambing dilakukan saya ngak punya waktu untuk memberi makan dan merawat kambing itu setiap hari, hanya sabtu dan minggu punya waktu mengurusnya, kalau jadi.
Saya ingat satu model pengelolaan lahan yang sangat keren di satu desa, di mana saya biasa melakukan kerja lapangan. Daerah transmigrasi hemat lahan (alokasi tanah hanya 1-1.5 hektar per KK) di Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo.
Kemudian saya menemui Bapak itu dan menyampaikan terus terang tidak punya uang cukup untuk membeli tanahnya, namun saya punya ide untuk membuat lahan itu menghasilkan uang. Kalau setuju, dia hanya perlu izin untuk tanahnya saya pakai dengan sistem sewa per 4 tahun. Ia setuju.
Saya coba memformulasi semua pengetahuan yang ada dan menyusun konsep bisnisnya. Lalu membuat desain kebun dan unit-unit usaha dalam unit lahan yang sama teritegrasi dalam sistem "usaha ternak kambing intensif terpadu".
Desain ternak kambing tanaman pakan intensif terpadu
Lahan saya bagi 10 shaf dan 10 baris masing-masing kotak 10 x 10. Shaf pertama saya labeli dengan A1-A10, shaf ke-2 B1-B10, dan seterusnya.Â
Shaf A1- A10 didesain untuk kandang (tanah itu miring, saya pikir kandang lebih baik di atas, agar urine kambing mengalir ke bawah serta kotorannya mudah digaruk ke bawah).
Shaf kedua yakni B1 - B10 ditanam pakan kambing dengan sitem selang-seling. Jenisnya tiga yakni gamal, lamtoro, serta kaliandra. Masing-masing petak sebanyak 100 batang (per kotak 10 m x 10 m).
Pada interior kebun, dibangun pondok kerja untuk pekerja yang mengurusnya  dengan ukuran pondok 6 meter x 6 meter dengan pekarangan 4 meter x 4 meter.Â
Pekarangan itu direncanakan ditanami jahe, kunyit dan pisang. Jahe dan kunyit dapat ditanam di lahan terbuka dan bisa diperlakukan sebagai tanaman bawah tegakan.