Bertekuk aku tanpa merela
ayun jemari terhenti dalam bebas
ragaku mematung, namun kalbu menari deru
melarat sukma di tengah ringkih ruas tubuhku
dunia bagai Izrail menyapaku
merenggut napas setengah hidup
aku mati dalam hidup
sungguh, zona yang tidak nyaman bagiku
Ia setia menantang di tengah gulita
angkuhnya menelan sederet sumpah raya
lidahku kelu, merapat erat bibirku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!