Mohon tunggu...
M.A Rachman
M.A Rachman Mohon Tunggu... Freelancer - -

"sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku, Ayah, dan Ibu

6 Maret 2024   01:58 Diperbarui: 6 Maret 2024   02:04 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasiana/Adam rachman

Akhirnya ayah kembali menemui cinta sejatinya yang telah lebih dulu meninggalkan ia delapan tahun yang lalu, tepatnya 25 April 2016 silam.

Sejatinya, ayah bagiku sosok yang menemani seluruh keresahan dan kebahagiaan ibu semasa hidupnya.

Sejatinya pula, ibu bagiku sosok yang paling sabar dan penyayang untuk ayah sampai ia mendahuluinya menuju pusara.

Mereka berdua panutan pertama untuk kami ke delapan anaknya.

Mungkin aku sebagai anak lelaki bungsu yang paling bahagia karena cinta kasih mereka.

Mungkin juga, aku yang paling cengeng karena ditinggal sang ibu di masa remaja. Sementara ayah merangkai cerita pengusir sedih dengan keluarga barunya.

Baca juga: Untuk Ibu

Semasa hidup mereka berdua, Ibu terus menemani emosi manja sang ayah. Sementara ayah tak bisa digambarkan raut kesedihan ketika ibu meninggalkannya.

Namun, ungkapan cinta sejati kudengar secara nyata. ketika itu, ayah menitip pesan untuk tinggal selamanya bersama ibu di dalam pusara yang sama.

Tempat Pemakaman Umum Kebun Bunga Palembang bagiku tempat paling romantis yang pernah ada. Di sana juga, aku merasa hangat seperti didekap keduanya.

Seperti Ainun dan Habibie, ayah dan ibu juga kekal abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun