Mohon tunggu...
Mapung Madura
Mapung Madura Mohon Tunggu... -

Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Halaman Rumah Kaca

7 Juni 2013   15:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:23 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

..........................................................
Tapi mengapa bangsa ini bisa dikalahkan ?

Wajah tua anak bangsa semburkan asap kreteknya :
Bangsa ini terjajah. Bangsa ini dikalahkan.
Sudah watak bangsa ini suka mencari kesamaan,
Mencari keselarasan.
Hingga kadang lupa ada batas
Hingga kadang sebabkan ia terjatuh
Yang akhirnya kehilangan prinsip- prinsip

Wajah tua anak bangsa nyalakan api pada tumpukan sampah :
Bangsa ini terjajah. Bangsa ini dikalahkan.
Ia lebih suka dengan kesesuaian,
Daripada rusuh karena prinsip
Yang akhirnya kehilangan prinsip
Menjelma bangsa setengik-tengiknya

Hitam bibirya sebab kretek
Bibirnya bergetar, urat-uratnya menggurat keriput
Berkata
Bangsa ini,
Bangsaku.
Jakarta, 17 Juli 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun