Mohon tunggu...
Mappa Sikra
Mappa Sikra Mohon Tunggu... Jurnalis - One Life, live it

pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bekantan Tak Suka Daunnya

13 Maret 2020   22:38 Diperbarui: 13 Maret 2020   22:32 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hutan Mangrove identik dengan lahan (rumah)  mencari makan bagi Bekantan (Nasalais larvatus) monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat. Tapi, di hutan Mangrove Tanjung Batu, Berau, Kalimantan Timur Bekantan tak pernah dijumpai. Bahkan, tidak berani mendekat.

Lokasi wisata hutan Mangrove di Tanjung Batu, belum lama beroperasi. Kabarnya, lintasan yang mengitari hutan Mangrove terpanjang di Indonesia, yakni sekitar 1.400 meter. Dan, memerlukan biaya sekitar Rp3 Miliar.

Penataan kawasan, dilakukan Millenium Challenge Account Indonesia (MCAI) bersama konsorsium Javleg. Hutan Mangrove di Tanjung Batu, bila melihat bentuk pohonnya, termasuk Mangrove generasi pertama, yang sudah lama ingin dikembangkan sebagai kawasan wisata berbasis konservasi.

Bukan hanya membangun jalur untuk pejalan kaki dari bahan kayu, juga dihadirkan Pusat Informasi Mangrove (PIM). Dari hasil penelitian, tak kurang dari 42 jenis Mangrove. Baru teridentifikasi 21 jenis.

Dengan lintasan sepanjang itu, bagi warga menjadi lokasi rekreasi sekaligus memberikan pengetahuan tentang Mangrove. Ada petugas yang menemani pengunjung dan menjelaskan jenis-jenis Mangrover  yang tumbuh persis ditepi laut Tanjung Batu, kecamatan pulau Derawan.

Hadirnya loasi wisata hutan Mangrove itu, mendorong beberapa kampung yang memiliki hutan mangrove, juga mengelola potensi huta Mangrove, di kampung mereka.  Walaupun dengan trek yang tidak jauh, namun ada keunggulan bisa menyaksikan Bekantan. Untuk sementara masih dari kejauhan, karena Bekantan belum dibuat jinak.

Lalu, mengapa Monyet Bekantan tak bisa ditemukan di kawasan hutan Mangrove  Tanjung Batu.  Yang banyak, justru Monyet ekor panjang berkulit gelap.

 Mengapa demikian ? Menurut warga setempat dan ahli Mangrove, bisa jadi jenis mangrove yang ada itu, bukan jenis yang dikonsumsi Bekantan.  Bekantan biasanya mengonsumsi pucuk dan buah Mangrove.

Justru hutan Mangrove yang lokasinya berseberangan dengan kawasan wisata Mangrove di Tanjung Batu, sering terlihat Bekantan di pohon Mangrove pagi dan sore hari.  Ini yang menjawab teka-teki, kemungkinan daun Mangrove di Tanjung Batu bukan jenis yang di sukai Bekantan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun