Sepintas, tak ada yang terlihat aneh. Seperti dengan pohon kelapa lainnya. Â Tinggi menjulang. Batangnya yang tak lurus lagi, akibat setiap hari dipermainkan angin dari arah pantai.
Usia pohon kelapa itu, tak kurang dari 50 tahun. Bahkan, banyak yang menyebut lebih dari 70 tahun. Memetik pohonnya dengan cara memanjat, Â para pemanjat tak punya nyali lagi. Tidak berani. Makanya yang diharap, ketika buah jatuh. Hanya kelapa tua.
Untuk konsumsi kelapa muda, tak bisa  diharapkan dari pohon yang tingginya seperti itu. Melihat usia kelapa saja, banyak yang bertanya-tanya, siapa gerangan yang menanam pohon yang jumlahnya ribuan itu.
Itulah pemandangan di empat kampung Kecamatan Bidukbiduk, Berau, Kalimantan Timur. Kampung nyiur melambai. Bila dibanding jumlah penghuni dengan pohon kelapa, mungkin masih lebih banyak pohon kelapanya.
Katanya, pohon kelapa ini ditanam oleh seseorang yang pertama kali mendarat di kampung ini. Bibitnya sengaja dibawa dari Sulawesi Tengah. Sampai sekarang menelusuri siapa ahli warisnyapun entah sudah generasi yang keberapa.
Bila melihat jumlah kelapa dan sirkulasi buahnya, harusnya di kampung ini sudah ada pabrik minyak kelapa. Daripada, harus membawa keluar daerah hasilnya dalam bentuk kopra. Harga jual minyak kelapa olahan, lumayan tinggi.
Tak ada lahan yang luas yang terbebas dari tanaman ini. Ada kisah lucu diantara warga masyarakat yang sering bermain bola. Bukan saling berhadapan masing-masing sebelas pemain. Tapi, ada pemain tambahan, yakni pohon kelapa. Mereka bermain bola di antara pohon kelapa itu.
Perlu inisiatif warga atau petinggi kampung, untuk mulai melakukan peremajaan. Usia tertentu, kelapa tidak akan produktif lagi. Bila itu terjadi, yang akan terlihat hanya pohon tanpa buah kelapa.
Selain ikut menjadi 'pemain' dalam bermain bola, ada juga yang aneh bila memperhatikkan detail pohonnya. Hampir semua pohon beberapa meter dari tanah, pasti terbungkus seng.
Rasanya aneh, bila cara itu untuk menjegal para pencuri kelapa. Penempatan seng di batang kelapa itu, untuk menghindari pemangsa pucuk kelapa. Beruang madu, sangat lincah untuk memanjat pohon kelapa hingga di puncaknya.
Dan, bila sudah menyantap pucuknya, dipastikan kelapa akan mati. Sebab, hampir semua daun dan buah muda dimakan oleh sang beruang. Â Karenanya dilengketkanlah seng melingkar menutupi beberapa meter batang pohon. Beruang hanya bisa memanjat hingga sebatas seng. Idenya menariknya juga. Kuku Beruang tak kuasa mencengkram di seng itu.