Coronavirus masih jadi pembicaraan panjang. Pak Joko Widodo, Presiden RI telah menyampaikan ada dua warga yang terserang virus Corona. Ke duanya , warga Depok. Dampak Corona virus ini, menjalar kemana-mana. Â Berau juga tak terhindarkan. Daerah yang harus pasrah menerima dengan segala dampaknya.
Balikpapan yang jadi pintu masuk ke Kalimantan Timur, oleh walikotanya Rizal Effendi, menyampaikan bahwa ada warganya yang menjalani pemantauan terkait corona. Berau pun demikian.Â
Ada belasan warga yang baru pulang liburan dari Korea Selatan. Â Salah satu dari mereka, mengaku kondisi kesehatannya menurun. Sudah ditangani tim medik rumah sakit Abdul Rifai dengan baik, hasil labnya masih ditunggu.
Beruntung, bahwa reaksi masyarakat tidaklah berlebihan dalam menyikapi situasi yang terjadi di daerah. Â Walaupun, dinas Kesehatan tetap memberikan himbauan, agar masyarakat tidak panik. Â Tetaplah menjalani keseharian seperti biasa, namun tetap menjaga kesehatan.
Warga tak  terlihat demonstratif menggunakan masker.  Tak terlihat ada sekat dalam kehidupan sosial.  Semua berlangsung biasa biasa saja.  Sama sebelum adanya berita soal coronavirus.Â
Urusan masker, Berau dan beberapa daerah lainnya di Kalimantan Timur, sudah akrab dengan penutup bagian mulut dan hidung itu. Sebab, ketika kebakaran hutan dan lahan, asapnya juga 'mengurung' semua wilayah.  Wargapun wajib menggunakan  masker.
Yang sedikit lesu adalah para pengelola wisata di pulau pulau dan pesisir pantai. Wisatawan Cina yang setiap tahun jumlahnya meningkat, sekarag tak ada yang datang lagi. Juga beberapa negara seperti yang disebutkan Menteri Luar Negeri. Itu adalah risiko. Risiko terhadap peristiwa global yang dirasakan banyak negara di dunia.
Pemilik resor dan homestay, pastilah bertanya-tanya. Kapan  wisatawan dari negara yang terdampak Corona bisa datang lagi menikmati keindahan bawah laut Pulau Derawan dan sekitarnya.  Â
Kunjungan wisatawan bukan tidak ada sama sekali, jumlahnya yang menurun drastis. Ada saja resor yang menjadi langganan wisatawan asal Cina, yang suasananya menjadi sepi. Wisatawan Eropa ada yang datang setiap harinya, tapi tidak berkelompok.
Barangkali saatnya resor dan semua homestay, mengkampanyekan kunjungan wisata bagi para wisatawan domestik. Potensi mereka juga sangat besar. Meskipun, lama menginapnya hanya memanfaatkan tiga hari di akhir pekan. Â Beda dengan wisatawan Cina dan negara Eropa, yang lama menginapnya hingga bisa tujuh hari.
Sampai Kapan Harus Menunggu ? Kaspan wisatawan Cina datang degan kelompok yang banyak.(seperti dalam foto di atas). Mungkin bulan April hingga Juni adalah cuaca yang paling asyik buat liburan di laut Pulau Derawan. Cuaca laut nyaris tanpa gelombang. Mudah-mudahan, persolan coronavirus bisa segera diatasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H