Kata 'Mangliput' atau meliput sudah dikenal sejak lama di kalangan masyarakat Pulau Derawan. Kata itu, dipakai ketika menelusuri jejak Penyu hijau bertelur.Â
Seorang peliput, berbekal besi sepanjang dua meter. Ia hanya menusuk-nusuk kedalam pasir putih. Lalu, ia memastikan bahwa didalamnya ada telur penyu. Mulailah dilakukan penggalian. Dan, tak pernah meleset.
Sebelum dilarang seperti sekarang, di Berau Telur Penyu pernah menjadi bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), kawasan pulau yang dijadikan Penyu bertelur, di lelang. Pemenangnya disebut Fachter. Mereka bisa menjualbelikan telur penyu, bahkan dikirim ke luar daerah. Dan, 10 persen dari pengambilan itu, disisakan untuk pengembangan Penyu.
Pulau Derawan dan Sangalaki, merupakan tempat Penyu bertelur. Setiap malam, tak kurang dari 30 ekor penyu naik untuk bertelur. Itu berarti, Penyu dalam semalam menghasilkan 3000 butir telur. Â Setiap lobang, penyu bertelur sebanyak 100 butir. Kadang juga kurang dari itu.
Menebak di mana penyu bertelur, tidaklah susah. Kadang juga menjebak. Â Saat naik dari laut merangkak di pasir putih, penyu meninggalkan jejak. Saat kembali ke luat, tidak melewati jalur yang sama. Bisa jadi, untuk mengecoh manusia dan juga binatang pemangsa. Di situlah keahlian peliput dibutuhkan.
Sekarang, jumlah penyu yang naik bertelur mulai berkurang. Â pulau Derawan semakin ramai dan mandi cahaya. Penyu memang terusik dengan cahaya dan keramaian. Â Bila merasa terganggu, ia akan kembali ke laut. Sebaliknya, bila sudah mulai bertelur, ia cuek. Hanya matanya yang berair dan terus berkedip .
Ada yayasan Penyu yang mengelola penyu di Sangalaki dan Derawan. Pengunjung yang datang, bisa menyaksikan proses penyu bertelur. Juga, bisa ikut terlibat dalam pembiakan, di mana telur penyu dimasukkan dalam lubang ukuran tertentu. Menunggu 45 hari, penyu akan menetas menjadi Tukik (anak penyu).
Melepas penyu kelaut, sekarang dilaksanakan malam hari, untuk menghindari predator. Â Itu pun, menurut hasil riset, dari 1000 anak penyu yang dilepas, hanya satu yang bisa tumbuh dewasa.Â
Di Pulau Derawan, dulu anak penyu diberikan kepada masyarakat untuk memelihara. Setelah usia 6 bulan, Pemkab membeli sebagai pengganti biaya memelihara  dan melepaskan kelaut. Ukuran usia 6 bulan, dianggap Penyu sudah punya naluri mempertahankan diri.  Belakangan, konsep itu dianggap tidak sesuai.
Penyu hijau masih menjadi ikon wisata daerah. Ada musim tertentu, dimana Penyu banyak yang naik kedarat untuk bertelur. Â Ini salahg satu atraksi yang bisa disaksikan. Â Waktunya, antara jam 24.00 hingga jam 4.00 pagi.
Penyu dewasa, sering ditemukan ada tanda yang di 'tag' di bagian tangan Penyu. Kadang ada tag dari WWF juga sering terlihat tag dari Filipina dan Australia. Bisa dibayangkan, Penyu yang begitu gemulai dilaut, ternyata mampu menjangkau tempat yang jauh.