Mohon tunggu...
Tuty Yosenda
Tuty Yosenda Mohon Tunggu... profesional -

hanya perempuan kebanyakan dengan cita-cita 'kebanyakan' ;-) , yaitu jadi penonton, pemain, penutur, wasit, sekaligus ... penghibur. (^_^) \r\n\r\nblog personal saya adalah yosendascope.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dalam Setahun, Perempuan Itu Menikah Tiga Kali!

14 Juli 2011   12:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:40 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika perempuan itu menikah sejak 23 tahun lalu, dan dalam setahun ia menikah 3 kali, berarti sekarang suaminya berjumlah 23 x 3 =... Hush ... ;-) Ini bukan soal matematika, teman. Ini soal sejarah. Tepatnya sejarah pernikahan seseorang yang terjadi pada sebuah tahun. Dan tahun yang kumaksud itu amat spesifik, yaitu 1989. Mengapa tahun itu istimewa ? Tentu saja setiap hari adalah hari yang spesial, sebenarnya. Namun bagi perempuan yang akan kukisahkan berikut ini, ada 3 di antara 365 hari dalam tahun tersebut yang amat tak biasa, bukan hanya karena terkait dengan sejarah pribadinya, melainkan juga karena terkait dengan ...sejarah dunia. Yang pertama adalah 14 Juli 1989. Tanggal itu sebenarnya terpilih karena alasan klasik, yaitu karena sebuah keyakinan bahwa hari sekitar Idhul Adha (Hari Raya Korban) adalah hari-hari baik yang terbaik.  The bestest lah bahasa gaulnya. Jadi setelah hari ini mengorbankan kambing, besoknya kita bisa sekalian mengorbankan ...kebebasan ;-). Begitu mungkin rencananya. Yang jelas semua senang, karena persiapan makanan untuk perhelatan bisa menumpang pada acara pengorbanan para kambing tadi.Bahkan sempat ada yang curiga, jangan-jangan di baliknya ada pemikiran untuk ...memberi kesempatan ekstra pada para kambing menambah jasa dan pahala ! ;-) Tentu saja aku hadir pada acara tersebut. Tidak banyak tamunya. Karena para mempelai sepakat bahwa pernikahan ini dilakukan dengan tujuan utama yang amat khusus, yaitu menyenangkan seorang ayah yang memiliki kebutuhan khususuntuk menikahkan sendiri gadisnya pada tanggal yang ia pilih secara khusus. "Untuk pernikahan kecil ini, tak perlulah mengundang banyak orang. Khususkan sajalah sebagai acara keluarga.Kalian bisa merencanakan sebuah resepsi untuk mengundang tamu yang lebih banyak nanti", kata sang ayah. Semua pihak, termasuk calon pengantin, senang-senang saja menurutinya. Lagi pula, apa salahnya ? Menikah itu kan pengalaman menarik, lebih-lebih jika dilakukan orang-orang yang sedang jatuh cinta. ;-) Ya, aku sendiri adalah tamu khusus dalam acara yang amat pribadi tersebut. Sang ayah tampak begitu siap dengan semua ritual yang akan dia perankan. Wajahnya begitu puas setelah ucapan sumpah dan komitmen -yang diiringi jabat tangan antara mempelai pria dan calon mertuanya itu- berjalan lancar. Begitu singkatnya, terlalu singkat malah. Sangat tak sebanding dengan lamanya waktu berdandan yang telah dilaluisang mempelai perempuan !(Bukan karena dandanannya spesial, tapi karena ada pernak-pernik tak biasa yang membuat proses berdandannya seheboh pramuka yang akan kemping di halaman sekolah ...) "Jadi tak ada yang tanya pendapatku ?Kok tidak ada pertanyaan yang kujawab dengan "I do" seperti yang kulihat pada ijab-kabul versi Kristiani ... ", gerutu sang mempelai perempuan segera setelah ritual itu berakhir singkat hampir tanpa melibatkan dirinya. (Huh. Itulah akibatnya kalau terlalu banyak menonton film !) Mestinya situasi itu membuat orang tertawa. Mana ada perempuan normal yang membuat celetukan bodoh di akhir upacara pernikahannya ?Untungnya tak ada yang memperhatikan, karena orang-orang lebih sibuk menyembunyikan genangan kecil di sudut mata mereka. (Belakangan aku tahu, perempuan itu sengaja membuat pertanyaan konyol untuk menutupi rasa harunya sendiri ...) "Tahu tidak ? 14 Juli ini tanggal istimewa. Prancis merayakannya sebagai Hari Bastille, yaitu hari dimana rakyat Prancis memulai revolusi dengan menyerang kewibawaan penjara Bastille. Kita tahu, kerajaan korup yang dipimpin oleh Louis XVI dan Marie Antoinette itu lalu terguncang. Lebih istimewa lagi, Hari Bastille tahun 1989 ini merupakan perayaan Nasional yang ke 100", kata sang mempelai perempuan bangga. O ya ? Hari Bastille yang ke 100 ? Wow. Tiba-tiba aku terkenang pada sebuah kebetulan yang lain. Pada tanggal tersebut, seorang teman mengajakku hadir dalam acara peringatan 40 hari meninggalnya... Ayatullah Khomeini.Tapi karena ada upacara pernikahan penting yang harus kuhadiri, maka ia membebaskanku dan berkata : "Ah, lebih penting bagimu untuk memberi dukungan pada mereka yang sedang di titik awal, bukan yang ada di ujung akhir."

Tanggal 28 September 1989 Astaga, perempuan itu menikah lagi ! Kali ini tidak dilakukan di rumah, tapi di Kantor Urusan Agama.Kali ini juga lebih mendadak dari sebelumnya; aku bahkan baru diberitahu beberapa jam sebelum upacara dimulai. Dan ...tahu tidak ? Kali ini, aku adalah satu-satunya undangan dalam acara tersebut ! "Pernikahan yang dulu itu tidak melibatkan kantor KUA. Karena itu kami datang untuk melapor untuk mendapatkan legalitas dari negara. Tapi pak Penghulu malah akan menikahkan kami sekali lagi", katanya mencoba menjelaskan perihal kemendadakan itu. "Mengapa sekarang ? Bukankah kalian berencana mengadakan resepsi bulan Desember nanti ?", tanyaku sambil terheran-heran mengamati pasangan yang katanya akan menikah, tapi dandanan mereka mirip pramuka yang baru pulang dari lomba baris-berbaris.  "Betul. Tapi sebagai pegawai negeri yang baru dilantik, ternyata aku diminta menyerahkan surat legalitas pernikahan itu segera. Mereka tak mau menunggu bulan Desember", jawabnya. "Apa ada yang spesial dengan tanggal 28 September ini ?", tanyaku. Cuma untuk meledek sebenarnya.

13106432311837051337
13106432311837051337
Dia berpikir sejenak. "Sepertinya ada. Karena tadi kulihat koran hari ini memberitakan kematian Ferdinand Marcos. Jadi sekali lagi, aku menikah di hari ...People Power ... Yeeeei.... ", soraknya sambil tersenyum puas menyebalkan. Ternyata ada juga orang yang senang mendengar kematian orang lain! Meskipun si mati itu diktator Filipina yang dibenci, digulingkan rakyat, dan mati dalam pengasingan, tetap saja tidak lucu bagi siapapun untukmemperlihatkan rasa puas atas kemalangannya. "Ada lagi yang spesial. Hari ini aku dapat mas kawin, yaitu tafsir Al-Quran berbahasa Inggris karangan Yusuf Ali ...", katanya sambil memamerkan sebuah buku tebal bersampul cokelat. "Haaa ? Mas kawinnya baru sekarang ? Bukannya itu jatah 14 Juli lalu ?" "Waktu itu tak ada waktu untuk mempersiapkannya. Kan kau tahu aku masih sedang training di Bandung, dan dia juga sedang sibuk berat dengan proyeknya", jawabnya ringan. 17 Desember 1989 Akhirnya, inilah resepsi pernikahan mereka yang paling lama direncanakan dan paling banyak melibatkan orang !Aku duduk di kursi paling depan, lagi-lagi jadi salah satu tamu kehormatan... "Apa ada yang istimewa pada tanggal 17 Desemberini ?", tanyaku. Tentu sesudah resepsinya berakhir.
1310643367623406268
1310643367623406268
"Hmmm. Kurasa iya.Hari ini rakyat Rumania mengamuk, lalu beramai-ramai menggulingkan Nicolae Ceausescu, presiden mereka yang diktator dan korup itu", jawabnya. "People Power lagi ?"    Haduh, cape deh ... "Itulah. Aku jadi mikir, mengapa ya aku selalu menikah di waktu-waktu ajaib yang mengandung perlawanan rakyat, bahkan merupakan puncak dari aktivitas anti-tirani ? Pasti semua itu ada artinya ...", katanya dengan ekspresi sok penting. "Jangan ge-er ah. Kamu lebay.Yang kutahu, kamu menikah pada hari-hari orang mengamuk dan menggulingkan pemimpin.M.e.n.g.a.m.u.k ... dan...m.e.n.g.g.u.l.i.n.g.k.a.n ... Memangnya apa yang hebat dari dua kata tersebut ?", tanyaku galak.(Sebenarnya yang lebay kalimat ini, karena saat itu sepertinya kata lebay belum ditemukan ...;-)) "Aku tidak melihatnya begitu.Mengamuk dan menggulingkan itu ada di titik akhir dari sebuah rangkaian sebab-akibat. Sedangkan titik awal atau penyebabnya adalah sesuatu yang tidak dilakukan dengan benar, yaitum.e.n.g.g.e.r.a.k.k.a.n ...dan ... m .e.m.i.m.p.i.n ...Gimana kalau begitu ?", tanyanya sambil menyeringai. Sangat tidak menarik, karena sisa-sisa riasan matanya membuatnya mirip pramuka yang baru pulang dari jaga malam. "Sudahlah, kita tunda perdebatan ini untuk nanti. Untuk sementara, ingat bahwa ini adalah pernikahanmu yang ke tiga tahun ini. Jadi jangan merepotkanku lagi dengan pernikahan yang ke-empat dan seterusnya ...", kataku sambil membantu melepaskan kain songketnya.  (Pramuka betulan pasti lebih suka sarung yang lebih sederhana dan serba guna !) "Haduh. Biarpun tiga kali, kan engkau juga tahu bahwa aku menikahi orang yang sama ...", jawabnya. Terserah kaulah, kataku dalam hati. Tapi memang benar, tak ada pernikahan berikutnya pada tahun tersebut. Soalnya tahun 1989 sudah hampir habis, begitu juga alasan aneh-aneh untuk melakukannya. Dan soalnya -lagi-, selain mempelai prianya dia-dia juga, selama ini mempelai perempuannya ya ... aku sendiri ! ;-)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun