Mohon tunggu...
Tuty Yosenda
Tuty Yosenda Mohon Tunggu... profesional -

hanya perempuan kebanyakan dengan cita-cita 'kebanyakan' ;-) , yaitu jadi penonton, pemain, penutur, wasit, sekaligus ... penghibur. (^_^) \r\n\r\nblog personal saya adalah yosendascope.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengembara Atheis dan Perjalanan Spiritualnya

26 Februari 2014   03:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:28 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di negeri-negeri Latin, Benny melihat betapa mudahnya orang saling mencium pipi dan memeluk setiap kali berjumpa, meskipun baru kenal sehari sebelumnya. Di mata Benny yang tak biasa dengan semua itu, pelukan itu terlihat seperti pelukan orang-orang yang bertahun-tahun berpisah, bahkan salah satu dari mereka mungkin baru dibebaskan dari penjara. :-)

Dengan melihat semua ini, artinya Benny tidak akan heran lagi kalau menemukan adegan peluk-cium yang begitu murah-meriah di Indonesia ! Yah, meskipun ada sedikit perbedaan. Di sini orang bersalaman dengan saling menyentuhkan ujung jarinya sedikit, saling menempelkan pipinya sejumput, memeluk pun cukup sekedarnya saja !

(Kadang bahkan tidak disertai kontak mata ! Oh tidak ... :-( )

1393334042613358631
1393334042613358631

8. Bawalah korek api ke mana-mana, engkau akan mendapat teman baru

Hampir semua orang merokok di Turki, padahal Benny tidak suka gagasan tentang rokok. Tapi dengan membawa korek api ke mana-mana (dan ia masih melakukannya sampai sekarang), ia punya kesempatan untuk menawarkan korek apinya pada perokok yang sedang mencari-cari korek api di sakunya. Dengan begitu, terbukalah kesempatan untuk menjalin koneksi !

Ide bagus Benny ! Engkau hanya bermodal korek api. Sementara di Indonesia, banyak orang yang memilih menjadi pembakar, penghisap, dan penghembus gossip .... eh ... asap ;-) . Dan untuk semua keanehan itu, mereka menyebut diri sendiri sebagai social smoker, yaitu perokok yang hanya merokok saat bersosialisasi.

9. Jaywalk, menyeberang jalan secara melanggar hukum

Di Mesir, lampu lalu-lintas amat terbatas, begitu pula jalur penyeberangannya. Tapi ternyata itu tidak masalah, karena orang-orang Mesir jadi amat lihay dalam melakukan penyeberangan nekad di tengah kepadatan lalu-lintas. Sungguh berbeda dengan orang Jerman (juga orang Jepang dan Singapore) yang masih tetap berdiri di tepi zebra cross sampai isyarat elektrik dari traffic light mengijinkan mereka menyeberang, meski jalanan sedang amat sepi.

Well Benny, kami orang-orang Indonesia malah tidak suka jembatan penyeberangan. Karena menerobos jalanan yang kau bilang "mengerikan" itu merupakan ... euh ... uji nyali yang penting bagi kami. Juga lebih cepat, dan lebih seru ! ;-)

10. Menunjuk dengan telunjuk itu tidak sopan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun