Mohon tunggu...
Humaniora

Kegiatan Tahunan di Pulau Mansinam Papua

5 Februari 2017   02:56 Diperbarui: 5 Februari 2017   04:53 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum  Tahun 1855, PAPUA masih perawan, Kehidupan  manusianya, Kemudian Alamnya dan bahkan Letak Keberadaannya Tak di ketahui Oleh  Mata Dunia, Keberadaan Pulau Papua Hanya Misteri Dan Teka-teki Dalam Pandangan Kaca Mata Dunia, pada masa itu. Kehidupan Manusia Papua pada Saat Itu boleh Di katakan Berada Dalam Zaman Kegelapan. Manusia Papua Tidak mengetahui Apapun yang ada Serta Segala Sesuatu yang berkaitan Dengan Dunia Luar, Lalu Yang lebih Memprihatinkan Adalah Manusia Papua, 

Atau Pada zaman Itu di Sebut Manusia Kanibalisme, setan, Dan Manusia Iblis. Manusia Papua Pada Saat Itu Tidak saling Mengenal, Antara 1 Daerah Dengan Daerah Lain, Serta Satu suku dengan suku Lain, Dan Dalam Kehidupan Manusia Papua Pada Zaman Itu Hanya ada Peperangan antar Manusia Papua sendiri, Antar Suku Di papua, dan Antar wilayah Di Pulau Papua, Kemudian Di samping itu, perampokan, Dan Lainnya, masih Meraja. 

Lalu Dalam Segi lainnya, Manusia Papua saat Itu hanya Tahu berburu Dan Mengumpulkan Makanan, Kemudian hanya sedikit dari Manusia Papua Yang mengenal Sistim Bercocok Tanam, Di sisi Spiriktualnya, Manusia Papua Pada Zaman Itu mempercayai Roh Nenek Moyang, Penunggu, Jin Dan Sebangsanya. Sehingga Kehidupan Orang Papua Pada zaman Itu Hidup Dalam Kegelapan.

Kemudian Pada Tanggal 5 Februari 1855 Hari Minggu Pagi Pukul 06 : 00, Kapal yang Membawa Dua Misionaris Dari Belanda Ottow Dan Geissler Pada akhirnya Berlabuh Di Kampung Mansinam Pelabuhan Doreh, di Tanah Papua. Tanggal Itulah  Yang menjadi Cikal-Bakal Lahirnya Pelita Bagi Orang Papua, Cahaya Yang Terang Dan Menjadi Era Baru Bagi Manusia Papua. Kemudian Geissler Menuliskan Kepada Bapak Gossner Sebagai ucapan Rasa Suka Citanya “ anda tak dapat membayangkan, betapa besarnya rasa suka cita Kami, Bahwa Pada Akhirnya Tanah Tujuan Terlihat, Matahari Terbit Dengan Indah, Ya, Semoga Matahari Yang sebenarnya menyinari kami Dan orang-orang kafir itu, yang telah sekian lamanya merana dalam kegelapan, semoga sang Gembala setia mengumpulkan mereka di bawah tongkat Gembala-Nya yang Lembut”.

Kemudian Hal pertama yang kedua Misionaris itu lakukan Saat Menginjakan Kaki Di Tanah, Yang Saat Itu Di Kenal Dengan Nama (Pulau Neraka), Adalah Mengucapkan Sebuah Pernyataan “ Dengan Nama Tuhan, Kami menginjakan Kaki Di tanah Ini ”, Seusai Mengucap Kata Itu, Keduanya Menginjakan Kaki Di Tanah Yang Pada Masa Itu Di Sebut Sebagai Pulau Neraka. Pulau Neraka Sendiri di beri Nama Oleh Orang-orang dari Kesultanan Tidore, Karena pada masa itu, Pulau Itu di kenal dengan Pulau yang Di mana Penghuninya Adalah Bangsa Kanibalis, Serta Kehidupannya, Dalam peperangan, Perampokan, Pembunuhan, Dan berbagai kegiatan Tidak Baik, Lainnya.

Dan Pulau itu, Di anggap Sebagai Pulau terkutuk, Serta Pulau Yang angker, Sehingga Orang Luar Takut Untuk Masuk, Namun dengan Berani, Ottow Dan Geissler menginjakan kaki Di tanah Terkutut Itu, Tanah Yang Di juluki Sebagai Pulau Neraka. Dan satu hal yang sampai hari ini menyentuh bagi Manusia Papua Adalah Ucapan Yang menjadi lamaran bagi Bangsa Papua “ Di atas batu Karang Ini, Aku letakan Peradaban Orang Papua, Dan orang Sekuat Apapun Dia, 

Tak Bisa Menguasai Bangsa Ini, Bangsa Ini akan Berdiri Dengan Kekuatannya Sendiri “,ucapan tersebut Menjadi Duri dalam daging, yang tiap saat menusuk urat nadi bagi Orang Papua, Air mata kerinduan akan Ucapan Itu, Agar Menjadi Nyata, Terus saja Mengalir deras, Memohon Kepada Tuhan, Di jadikan Nyata Ucapan Tersebut. Kemudian Terus Bersuara, dan Berusaha Sekuat Tenaga Mewujudkannya,  sambil Menunggu Ramalan Itu Menjadi Nyata.

Lalu Sekilas Mengenai Ottow Dan Geissler.  Ottow Sendiri Bernama Lengkap Carl Williem Ottow, Lahir Pada Tahun 1825, Kemudian Pada Umur 18 tahun Ia telah Mulai tertarik Menjadi Pekabar Injil, Hal Ini Terjadi Karena Ia termotivasi Dengan Khotbah dari Seorang Pendeta Di Jemaatnya. Dan Pada Umur 30 Ottow menginjakan kaki Di Pulau Neraka, atau kini Kita Kenal dengan Pulau Papua.  Lalu Geissler Sendiri Juga Bernama lengkap Johan Gottlod Geissler, Lahir Pada tanggal 18 Februari 1830 di Langen-Reichenbanckta (jerman), Kemudian sejak berumur 14 tahun, ia sudah terlibat dalam kegiatan-kegiatan gereja sebagai anggota gereja Lutheran Jerman, Lalu pindah Ke Berlin,  Dan Pada Umur 25 Geissler menginjakan Kaki Di tanah Papua bersama ottow.

Mulai Hari di mana Ottow dan Geissler menginjakan kaki di tanah Papua, Tepatnya Pada tanggal 5 februari 1855, sejak saat itu, cahaya mulai masuk, Manusia Liar, Di pulau Papua mulai di jinakan, Orang-orang Yang Pada saat Itu Kafir Di gembalakan, hingga manusia Papua mulai mengenal satu sama lain sebagai saudara, teman, kawan, dan Keluarga. Lalu manusia papua juga mulai mengenal Pendidikan, Kesehatan, Agama, Ekonomi Maupun Pemerintahan Dan Lainnya. Mulai Saat Itu. Manusia Papua Mulai Lahir sebagai Manusia Baru, Manusia Yang Beradab, Berakal, Pintar, Dan Berpengetahuan Luas.

Tulisan di atas ini, saya Tulis untuk memperingati Ulang Tahun Ottow dan geissler memasuki tanah Papua tepatnya di pulau mansinam, Yang Kini genap Berumur 162 tahun. Saya sebagai Manusia Papua Yang Kini Berada Di Era-modern, Mengucapkan Banyak Terimakasih Kepada Ottow dan Geissler atas Perubahan besar,  penerangan, dan Kelahiran yang Baru, sebagai Manusia Papua yang Baru, Yang Anda Berdua Hadirkan Bagi Orang Papua DI Tanah Cendarasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun