Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Tenaga Guru yang Makan Gaji Buta di Pegunungan Papua

28 Januari 2017   05:25 Diperbarui: 28 Januari 2017   15:44 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Seorang lelaki muda, pemuda pegunungan Papua yang sering di sapa yosep Iyai pernah sekali waktu berkata “ jujur saya sangat merasa kesal dengan tindakan guru tetap yang di beri nota tugas di beberapa daerah terpencil di pegunungan Papua ”. Hal ini di utarakan oleh yosep karena hampir sebagian besar tenaga guru yang di tugaskan mengajar di daerah pegunungan papua tidak melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik, guru-guru yang di beri tugas mengajar di pegunungan papua ini, malah menetap di daerah-daerah kota dan mengabaikan kegiatan belajar-mengajar di pegunungan Papua sehingga Pendidikan Di pegunungan Papua Macet.

Yosep Iyai menilai kegiatan para tenaga didik tersebut sangatlah kejam, sebab di pegungan Papua, banyak anak-anak polos tak tahu apa-apa yang kini sedang tumbuh dan butuh uluran tangan berupa didikan dari seorang guru yang ahli dan paham ilmu pengetahuan serta pendidikan. Namun hal ini sangatlah mustahil, sebab guru-guru yang seharusnya mengajar di pegunungan Papua, malah menempatkan diri di daerah kota, kemudian menerima gaji buta, Menghambur-hamburkan uang yang di alokasikan untuk sekolah tanpa pernah mengabdi di sekolah-sekolah yang berkaitan.

Oleh sebab itu, Yosep Iyai berharap pemerintah dapat menindak lanjuti kemacetan proses belajar-mengajar di daerah papua. Karena bila di biarkan terus maka anak-anak harapan untuk masa depan malah akan hancur, musnah, dan punah karena kekurangan didikan yang tepat dari para pendidik seperti tenaga guru dan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan.

Ada beberapa anak-anak didik yang tidak di sentuh oleh para guru, malah merasa kesulitan untuk melanjutkan pendidikan di daerah perkotaan, sebab daya tangkap yang lambat, kurang mengusai bahasa indonesia dengan baik, dan minimnya pengetahuan yang di milikinya. Semua itu terjadi karena Para guru di pegunungan Papua melalaikan Tugasnya dan menikmati gaji buta di daerah perkotaan tanpa pernah mengajar.

Karena Itu, kepada pemerintah dan dinas yang terkait di harapkan bisa menuntaskan hal-hal tersebut, karena menghabat Lahirnya SDM  (Sumber Daya Manusia) Di tanah Papua.

Hal itu di sampaikan Yosep Iyai ketika Kami bertemu Di Jayapura 27 Desember 2016 lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun