Fungsinya adalah memberikan gambaran secara umum dan khusus mengenai keadaan murid pada sebuah kelas. Barulah setelah kita memahami benang merah karakteristik murid pada kelas tersebut kita dapat menjalankan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi.
Dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, sebagai guru terkadang kita memiliki kebingungan mengenai hal apa yang seharusnya berbeda pada pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan telah masuk kategori pembelajaran berdiferensiasi. Perbedaan yang dapat diterapkan guru meliputi tiga hal, yakni: (1) konten; (2) proses; dan (3) produk.
Secara sederhana dijelaskan bahwa perbedaan konten adalah kita memperhitungkan perbedaan kemampuan dan pengetahuan awal murid terhadap sebuah materi pembelajaran. Sehingga guru dapat menghindari pemborosan waktu dan energi dengan memberikan materi yang sudah dikuasai murid. Selain itu, perbedaan konten dapat menghindarkan murid dari rasa bosan bahwa mereka mempelajari hal yang sudah mereka kuasai.
Perbedaan proses lebih menitikberatkan mengenai bagaimana guru mengelola proses pembelajaran sehingga dapat berterima oleh seluruh murid pada suatu kelas. Sebagai contoh guru memberikan opsi mengenai bagaimana murid memperoleh informasi dalam pembelajaran. Melalui internet semisal, audio ataupun video. Perbedaan proses memfasilitasi perbedaan gaya belajar murid yang dikategorikan menjadi visual, auditori atau kinestetik.
Perbedaan produk dapat memberikan gambaran mengenai kedalaman pemahaman murid terhadap materi yang disampaikan. Kenapa produk atau asesmen harus berbeda? Karena minat intelektual murid berbeda satu sama lain. Murid yang tidak suka menggambar tidak dapat menyempaikan pemahamannya secara utuh melalui gambar. Murid yang suka menulis dapat lebih banyak menyampaikan pemahamannya melalui huruf yang ia tulis.
Sebagai guru kita harus menyadari bahwa tidak ada metode pembelajaran yang sempurna atau lebih baik satu dari yang lainnya. Metode pembelajaran yang terbaik adalah ketika guru memilih metode yang dinamis yang sesuai dengan kondisi sekolah, karakter materi pelajaran, tujuan pembelajaran dan karakter siswa.
Barulah dasar kesadaran tersebut dapat menjawab kebutuhan belajar murid yang fitrahnya berbeda-beda.
Wallahua'lam bishawab..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H