Mohon tunggu...
Mapala JaestaWanasia
Mapala JaestaWanasia Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Pekalongan

Mapala Jaesta Wanasia (Jaga Semesta Wahana Manusia)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Lebah Madu Petungkriyono

30 Desember 2023   17:00 Diperbarui: 30 Desember 2023   17:01 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Madu adalah bahan alami yang memiliki rasa manis yang dihasilkan oleh lebah, baik itu dari nektar atau sari bunga atau cairan yang berasal dari bagian-bagian tanaman hidup. Nektar ini dikumpulkan, diubah dan diikat dengan senyawa tertentu oleh lebah, kemudian disimpan pada sarang yang berbentuk heksagonal (segi enam). Lebah menyimpan madu dalam struktur lilin yang disebut sarang lebah. Madu dikumpulkan dari koloni lebah liar, atau dari sarang lebah peliharaan peternakan lebah.

Lebah secara umum (genus Apis) memiliki kurang lebih 20.000 spesies, namun hanya beberapa spesies lebah antara lain A. mellifera, A. andreniformis, A. cerana, A. dorsata dan beberapa spesies lainnya yang dapat menghasilkan madu. A. dorsata adalah lebah Asia yang paling bagus memproduksi madu. Lebah ini hanya membuat sarang satu lapis yang meggantung di dahan pohon, di langit-langit yang terbuka, atau di tebing jurang. Untuk saat ini A. dorsata belum bisa dibudidayakan di kandang tertutup. Dengan sarang berukuran 2 x 2 m lebah ini bisa menghasilkan 20 kg madu untuk setiap sarang.

Pada zaman dulu madu itu digunakan sebagai obat pengganti tablet karena zaman itu tablet atau obat obatan belum tersedia seperti sekarang, dan juga pada bagian sarang lebahnya digunakan sebagai penggati penyedap rasa.

Salah satu pengelola madu yang kita teliti yaitu pada daerah Petungkriyono Dusun Sitipis Desa Kayupuring Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan, Awal Sejarah salah satu dari pengelola yang kita wawancarai yaitu bernama mas cahyono, beliau sudah sering bersangkutan dengan lebah dari kelas 3 SD dan seiring berjalannya waktu dari pengelola mencari bahan alami yang bernama gludukan untuk menjadi tempat rumahnya lebah agar bisa menghasilkan banyak madu.

Pengolahan atau produksi madu tidak selamanya berjalan mulus seperti yang di bayangkan. Musibah juga di alami oleh pengelola 7 tahun yang lalu dengan lebah menghilang dari biasanya dan tersisa 1 kota tong, hal itu disebabkan oleh tanaman ladang yang gagal, ladang yang gagal karena menggunakan bahan penyemprotan  peptisida itu membuat lebah mati ketika mengambil serbuknya. Karena kegagalan itu dari pengelola memiliki cara untuk masih bisa menghasilkan madu dengan mengembangkan ratu lebah menjadi 2 dan berkembang sampai sekarang dan ada 215 kotak. Ratu lebah harus dicek 1 minggu sekali dan ratu lebah akan jadi setelah 40 hari, sebelum menetas ratu lebah di pindah ke tong yang lain agar tidak kabur.

Untuk memikat lebah itu ada tiga (3) teknik yang sudah dilakukan yaitu dengan mengetok -- ngetok rumah lebah, membakar klaras pisang, dan mengoleskan bipolen. Untuk pemikat lebah yang lebih efektif yaitu bipolen dan klasar pisang.

Sepanjang sejarah, madu sudah digunakan manusia untuk mengobati berbagai jenis penyakit, namun baru beberapa periode ini antiseptik dan antibakteri yang berasal dari madu bisa dijelaskan secara ilmiah. Madu memiliki kandungan air yang rendah (larutan lewat jenuh), sehingga air yang berada di dalam sel mikroorganisme yang masuk ke madu akan keluar (efek osmotik) mengakibatkan selnya mengerut dan mati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun