Mohon tunggu...
Mawan Sugiyanto
Mawan Sugiyanto Mohon Tunggu... -

e-wayang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamet Ultah Jakarta

23 Juni 2011   00:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:16 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamet Ulang Tahun Jakarta

"ke Jakarta aku kan kembali ... " lirik lagu Koes Plus puluhan tahun lalu menyiratkan bahwa harapan besar bertumpu kepada Jakarta. Selain sebagai ibukota Indonesia juga sebagai pusara perekonomian di Indonesia. Jakarta sebagai propinsi tidak terlepas perannya sebagai ibu kota negara. Di sini semua kebijakan ditentukan, bahkan hampir kebijakan daerah mungkin dipengaruhi oleh kebijakan di Jakarta. Hal ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyak wakil daerah di MPR berdomisili di Jakarta. Ada seorang wakil rakyat DPRD daerah punya rumah dan keluarga di Jakarta. Para artis jadi calon legislatif dari partai yang juga tinggal di Jakarta.  Banyak berdiri cabang-cabang Bank daerah ada di Jakarta. Banyak kantor-kantor perwakilan BUMN, perwakilan daerah yang ada di Jakarta.  Banyak rumah makan khas daerah jualan di Jakarta.  Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dari sisi perekonomian, banyak juga "katanya" penentuan anggaran daerah ditentukan di Jakarta. Banyak juga kiriman para karyawan dari daerah yang secara tidak langsung menggerakkan perekonomian di daerah. Banyak juga bus-bus yang trayeknya mengacu ke Jakarta, ada Jakarta - Solo, Jakarta- Surabaya, Jakarta Lampung, Jakarta-Mataram, Jakarta - Bandung, Jakarta - Tasikmalaya, dll.

Sebenarnya wajar saja kalau Jakarta jadi macet, semua "Kembali Ke Jakarta".

Kota penyangga, Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, Bekasi dan Bogor.  Kota-kota itu berkembang pesat. Jika pagi hari semua melaju kembali bekerja ke Jakarta, ketika petang kembali ke kota penyangga. Mereka menebang pohon, mennggusur hutan, menggusur sungai, menjadi perumahan layak untuk dihuni dan bermimpi sebelum pagi hari kembali ke Jakarta. Hujan turun, tak ada lagi penyerap air, air pun berbondong-bondong kembali ke Jakarta.

Jadi, wajar saja Jakarta banjir, semua air "Kembali Ke Jakarta".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun