Banyak aspek yang dibutuhkan untuk memahami manusia. Untuk memahaminya tidak hanya logis dalam berlogika, namun kita juga harus memahami perasaan manusia dalam bertindak atau melakukan sesuatu. Pikiran dan perasaan manusia sangatlah rumit, mustahil untuk mendalaminya secara tepat akurat. Maka dari itu, muncullah humanisme yang sekarang kian banyak seiring bertambahnya sudut pandang dari masing-masing individu yang berbeda.Â
Seperti yang kita ketahui "Humanis" berarti manusia dan "Nisme" artinya aliran atau paham. Istilah humanisme berasal dari humanitas, yang berarti pendidikan manusia. Pengertian dari humanisme sendiri adalah pandangan yang memfokuskan diri untuk menyelesaikan segala macam jenis masalah yang berhubungan dengan kemanusiaan.Â
Bertambahnya pandangan humanisme dapat menjadi solusi dari tiap masalah individu yang bersifat kemanusiaan. Biasanya dalam satu pandangan yang sama dapat menyelesaikan masalah yang berbeda-beda. Namun, bagaimana cara mengatasi masalah yang sangat berbelit-belit? Komplikasi dari tiap-tiap masalah membutuhkan banyak pandangan untuk memberikan solusi yang tepat.
Humanisme tidak hanya menyelesaikan solusi dari masalah yang ditimbulkan manusia, namun humanisme dapat membawa kita ke arah yang terlalu logis. Mengapa menjadi terlalu logis itu berbahaya? Berpikir terlalu logis akan membuat kita terus mencari kebenaran dan dapat menimbulkan pertanyaan "Dimanakah Tuhan berada?" "Apakah Tuhan benar ada?" Karena sesungguhnya memang ada hal yang seharusnya kita tidak ketahui dan membiarkannya terus menjadi rahasia Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H