dalam kelam ruangan kelam di bawah rembulan
gesekan biola mendayu sedu di tiap sudut
iringi semilir angin lembut yang rapuh di tiap jalan
dengan tetes tetes mendung menggores lepaskan jerat
para penyair…
bernyanyilah dengan bait-bait indah dalam syair
biarkan tenang di jernih air dalam telaga warna
agar purnama mampu membiaskan cahaya
sedu sedu nyanyian kalbu pembangkit rindu
tak pupus pula tetes-tetes mendung dirundung pilu
angin pun enggan berhembus lembut bak peluru menderu
menjejal raungan di setiap sudut yang kaku membisu
purnama itu hilang tertelan wajan cawan
terbawa angin dan tetes tetes jenuh menjerit
apalah arti bias purnama dalam kelam sudut jalan
tanpa purnama yang nyata tak tampak di malam tanpa prajurit
supermoon, 13 ju2 1433
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H