Pemberitaan media di Indonesia tentang perang Suriah cenderung menyalahkan pemberontak Sunni dan membela rezim Assad. Nada berita seperti itu hanya terdapat di 3 negara yaitu Iran, Rusia dan Indonesia. Setelah ditelusuri sumber berita dari pemerintah Suriah sendiri yang tentu saja kerap mendiskreditkan pemberontak. Namun dari pemberitaan media di Arab, Amerika, Eropa, Jepang, India dll malah menyalahkan pemerintahan Assad. ISIS baru berdiri tahun 2014 tetapi perang Suriah sudah berlangsung sejak tahun 2011.Â
Sebelumnya tahun 1982 pernah ada pembunuhan massal di kota Hama korbannya 20.000 orang Sunni oleh rezim Assad dan disebut pelanggaran HAM oleh Mahkamah Internasional Den Haag. Ini dilakukan oleh Hafez Al Assad yang memerintah tahun 1970-2000. Kemudian dilanjutkan oleh Bashar Al Assad tahun 2000-sekarang. Awal mula perang sipil Suriah adalah demonstrasi biasa dimana 74% warga Suriah adalah Sunni yang merasa terdiskriminasi di berbagai bidang.Â
Tetapi demonstrasi ini dibalas dengan tembakan senjata yang menewaskan hampir 1000 orang demonstran Sunni. Kemudian pecahlah perang sipil di Suriah. Para pemberontak yang asli orang Suriah dari Sunni membentuk Free Syrian Army dan Front Al Nusra. Mereka akhirnya berhasil merebut beberapa kota di Suriah.Â
Namun tahun 2013 Iran mulai intervensi ke Suriah dan mengirimkan 15.000 pasukan ditambah 5.000 orang Hizbullah dari Lebanon dan 17.000 orang relawan Syiah dari Iraq. Baru pada tahun 2014 berdiri ISIS yang merekrut pasukan dari asing. Ini membuat pasukan Assad semakin terdesak hingga tahun 2015 akhirnya Rusia kirim pasukan ke Suriah. Jadi yang pertama mendatangkan orang asing justru pemerintahan Bashar Assad bukan pemberontak.Â
Korban yang tewas di kalangan pemerintah yaitu : 95.309 pasukan Suriah, 56.627 orang relawan Syiah, 1.600 orang Hizbullah dan 5.330 orang pasukan Iran. Bahkan ada 20 jenderal Iran meninggal di Suriah. Sementara di kalangan pemberontak korban meliputi : 139.159 orang dari FSA-Al Nusra, 16.859 orang dari ISIS dan 3.262 orang dari Kurdi.
Bantuan yang diterima pemberontak FSA dari Arab Saudi, Qatar, UEA, Jordania, Turki, AS, Prancis, Inggris dll dalam bentuk bantuan ringan seperti obat, makanan dan senjata ringan untuk bela diri. Bantuan yang diterima Bashar Assad dari Iran dan Rusia berupa bantuan berat seperti pasukan, bom, artileri, tank, pesawat dll.Â
Berhubung pemberontak mulai terdesak maka tahun 2016 Turki mulai mengirimkan pasukan kecil ke Suriah. Arab dan Turki itu negara kaya yang tidak butuh Suriah dan kalau mereka mengirimkan pasukan besar pasti menang. Karena militer Arab dan Turki lebih kuat dari militer Suriah dan Iran. Peta kondisi Suriah yang terakhir yaitu : 40% dikuasai ISIS (Suriah TImur dan sebagian Tengah), 20% dikuasai FSA (Suriah Barat dan sebagian Tengah), 20% dikuasai pemberontak Kurdi (Suriah Utara) dan 20% dikuasai pemerintah Suriah (Suriah Selatan dan sebagian Suriah Tengah).Â
Serangan pemerintah Suriah yang dahsyat di beberapa kota seperti Aleppo itu wilayah Suriah Barat yang dikuasai FSA. Klaim Assad memerangi ISIS adalah tidak benar karena ISIS ada di Suriah Timur. Itu sebabnya pengungsi yang lari berasal dari Suriah Barat cenderung ke Eropa karena melalui Laut Mediterania yang dekat Eropa.Â
Karena yang diserbu Assad adalah wilayah Suriah Barat dengan artileri berat dan bom barel kimia dilempar dari helikopter. Jumlah korban perang sipil di Suriah diperkirakan antara 200.000 orang sampai 500.000 orang. Ternyata 95% korban dibunuh oleh militer Assad. Pemberontak dari Sunni tidak mungkin membunuh warga Suriah yang mayoritas Sunni. Ada data korban sipil Suriah berdasarkan lembaga HAM yang anggotanya berasal dari berbagai negara dan menjadi sumber penyelidikan UN serta Mahkamah Internasional Den Haag.
Yaitu korban tewas dibunuh tentara Assad 183 ribu (95%), dibunuh FSA 2.959 (1,5%), dibunuh ISIS 2.196 (1%), dibunuh Rusia 1.984 (1%), dibunuh Kurdi 415 (0,2%), dibunuh Al Nusra 356 (0,2%) dan dibunuh intervensi AS-Turki-Saudi 311 (0,1%). Korban anak dan wanita tewas dibunuh tentara Assad 39 ribu (91%), dibunuh FSA 1.424 (3%), dibunuh Rusia 729 (1,5%), dibunuh ISIS 644 (1,5%), dibunuh intervensi AS-Turki-Saudi 179 (0.5%), dibunuh Kurdi 129 (0,2%), dibunuh Al Nusra 115 (0,2%). Korban wartawan dibunuh tentara Assad 479 (90%), dibunuh ISIS 26 (2,2%), dibunuh FSA 12 (2,2%), dibunuh Rusia 5 (1%), dibunuh Kurdi 2 (0,4%), dibunuh Al Nusra 4 (0,7%). Penyiksa sampai mati pelakunya tentara Assad 12.486 (99,5%), pelakunya ISIS 22 (0,2%), pelakunya FSA 17 (0,1%), pelakunya Kurdi 17 (0,1%) dan pelakunya Al Nusra 14 (0,1%). Korban tenaga medis (dokter dan perawat) dibunuh tentara Assad 553 (91%), dibunuh FSA 19 (3%), dibunuh ISIS 19 (3%), dibunuh Rusia 11 (1%), dibunuh Al Nusra 4 (0,7%), dibunuh Kurdi 3 (0,5%).Â
Sumber terlampir : 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8 dan 9.