Mohon tunggu...
erwin susetya
erwin susetya Mohon Tunggu... -

I am ordinary people who like Internet

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Investasi Tradisional Vs. Modern

20 Mei 2011   06:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:26 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menjaga Kondisi financial, setiap orang mempunyai cara yang beraneka ragam. Di berbagai teori telah di bahas tentang bagaimana mempertahankan kekayaan, termasuk dari sisi spiritual yaitu sedekah. Ada banyak macam memang, namun di artikel ini saya akan share kepada anda bagaimana sudut pandang orang tradisional dalam melakukan hal ini.
Artikel ini saya tulis setelah melakukan wawancara dengan orang desa, yang saya anggap mempunyai kekuatan financial yang bagus. Inilah kesimpulannya :
Orang Modern :
Mereka membeli property sebagai investasi terbaik. Mereka juga menggunakan kekuatan perbankan sebagai leverage meningkatkan jumlah property mereka. Selain property mereka rata-rata memiliki brankas pribadi di rumah untuk menyimpan logam mulia dan surat-surat berharga. Sebagaian dari mereka juga berinvestasi di obligasi dan saham. Point terakhir inilah yang biasanya menjadikan percepatan kekayaan mereka menjadi sangat luar biasa
Orang Tradisional :
Mereka membeli tanah. Mereka mengatakan itulah satu-satunya investasi mereka. Indicator kekayaan mereka pada luas tanah yang dimiliki. Mereka cenderung membeli tanah yang bisa produktif dan menghasilkan seperti tanah sawah dan kebun. Selain itu terkadang mereka juga memiliki simpanan perhiasan dalam alamari mereka. Orang tradisional tidak mengenal saham dan obligasi
Dari artikel diatas, bisa dijadikan gambaran sebuah persamaan bahwa “invetasi tanah” menjadi satu-satunya investasi terbaik sepanjang zaman, karena dengan memilik tanah, kekayaan kita akanbertahan dari inflasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun