Mohon tunggu...
Tri Febriyanty Harwidyaningsih
Tri Febriyanty Harwidyaningsih Mohon Tunggu... -

try, try, and try

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terima Kasih

1 Desember 2010   08:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:08 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sadar, terkadang aku lalai pada-Mu.

Aku melupakan-Mu.

Aku menjauh dari-Mu.

Aku berbuat hal yangKau benci.

Tapi, Engkau tetap begitu baik padaku.

Engkau tak pernah melupakanku.

Engkau tak pernah meninggalkanku.

Engkau tetap memberikan begitu banyak nikmat padaku, yang tak akan pernah dapat aku hitung.

Terima kasih karena begitu baik padaku.

Terima kasih karena tak pernah melupakanku.

Terima kasih karena tak pernah meninggalkanku.

Terima kasih karena tetap memberikan begitu banyak nikmat padaku.

Terima kasih. Engkau masih membiarkanku berpijak di atas tanah-Mu.

Terima kasih. Engkau masih membiarkanku menghirup udara-Mu yang gratis. Karena aku tahu, di luar sana banyak yang tidak bisa menikmatinya. Mereka harus membayar agar dapat memenuhi paru-paru mereka dengan udara.

Terima kasih. Engkau masih membiarkanku melihat indahnya ciptaan-Mu dengan kedua mataku.

Terima kasih. Engkau masih membiarkanku mendengar melodi alam-Mu dengan kedua telingaku.

Terima kasih. Engkau memberiku orang tua yang sangat menyayangiku, lebih dari menyayangi diri mereka sendiri.

Terima kasih. Engkau menciptakan orang-orang yang menyayangiku dan menerimaku apa adanya.

Terima kasih, atas nikmat-Mu yang tak lagi dapat kusebutkan satu per satu.

Terima kasih untuk hari kemarin yang telah aku lalui.

Terima kasih untuk hari ini yang sedang aku jalani.

Terima kasih untuk hari esok, jika aku masih diberi.

Terima kasih telah menciptakan kata Terima Kasih.

Terima kasih. Karena Engkau masih memberiku kesempatan untuk mengatakan Terima Kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun