Mohon tunggu...
Manusia Biasa
Manusia Biasa Mohon Tunggu... -

aku memang manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah namun di hatiku hanya satu cinta untukmu luar biasa...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Indonesia Banyak yang Bohong!

26 Oktober 2013   10:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:01 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wuuuuihhh... Lama juga yaaa kita tidak berjumpa man-teman...!? Maklum dech namanya juga ibu-ibu jadi banyak urusannya geto loch heu..heu.. Gara-gara abis membaca tulisan Mas Mahandis soal "Faktanya, Nusantara Bukanlah Wilayah Majapahit". Kok jantungku ikutan dredeg yaa? Jadinya gara-gara tulisan itu daku pengen ikut menanggapi soal ini di Kompasiana Tercinta ini (bukan Kampus Tercinta yang di Lenteng Agung itu loch hihi).

Kok rasanya miris banget yaa setelah baca tulisan itu, katanya nich, bumi kerajaan Majapahit itu ternyata hanya sebatas di pulau jawa aja loch (sekitar wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura). Jadi selama ini apa yang kita pelajari faktanya banyak yang tidak benar dong yaaaa? Dulu kalo kita belajar nich, tahunya luas kerajaan itu hampir seluas wilayah Indonesia yang sekarang, dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Kepulauan Nusa dan Bali.

Masalahnya kok semakin rumit ya manakala mengetahui bahwa Sumpah Palapa yang diucapkan Mbah Gajah Mada itu loch yang pernah jadi Perdana Menteri Kerajaan Majapahit pada tahun 1329-1364 itu ternyata juga diragukan keasliannya. Hasil berbrowsing ria membawa daku ke tulisan mas Mertamupu di kompasiana yang berjudul Klaim Palsu Atas Politik Gajah Mada.

Menurut mas-mas itu, isi bunyi sumpah palapa itu bukan diterjemahkan untuk penaklukan wilayah-wilayah lain di bumi Indonesia, tetapi hanya untuk bekerja sama dalam hal perdagangan saja. Soal puasa Gajah Mada yang akan tetap dilakukan sebelum menyatukan wilayah-wilayah itu juga bukan puasa tidak makan dan tidak minum seperti di Bulan Ramadhan tetapi cuma puasa minum buah kelapa (wah...piye kok enak yaa puasanya?).

Masih banyak sich fakta lain yang diungkapnya soal ketidakbenaran fakta sejarah selama ini dalam tulisan mas mer itu, tapi dari dua fakta yang aku jembreng di atas itu sudah membuat daku merasa galau juga. Coba bayangin dech selama ini yang kita tahu soal sejarah ya seperti yang dijelaskan guru-guru kita sejak jaman SD sesuai buku pelajaran sejarah. jadinya bingung mana sih yang bener? Apakah memang sejarah Indonesia akan banyak lagi yang ketahuan bohongnya jika semua diungkap satu persatu.

Jadi selama ini yang kita pelajari itu bohong yaaa? Hayo siapa yang berdosa kalau begini. Daku jadi teringat lagi soal kesimpangsiuran fakta sejarah G30S/PKI itu yang sekarang juga masih diperdebatkan. Kenapa sich orang-orang dulu itu suka berbohong dan memanipulasi fakta sejarah yaaa? Jangan-jangan orang-orang yang hidup di jaman sekarang ini juga suka berbohong terhadap fakta-fakta sosial yang terjadi sekarang ini, jadinya entah kapan di masa depan, anak dan cucu jadinya akan terbohongi juga sampai nanti ada juga yang akan mengungkap kebenaran fakta sejarah yang sebenarnya.

Idihhh ngeri dech bayanginnya, 50 tahun ke depan, jangan-jangan si Akil Mochtar itu tertulis dalam fakta sejarah bukan seorang koruptor tapi sebagai seorang komentator. Nah looooch! Salah siapa dong yaaaa kalau begini...? Pusing dech, embohlah... yowis aku arep masak meneh yooooo teman! Sampai jumpa... Salam Masak!

sumber :

1. http://sains.kompas.com/read/2013/10/13/2012358/Faktanya.Nusantara.Bukanlah.Wilayah

2. http://sejarah.kompasiana.com/2012/07/09/klaim-palsu-atas-politik-gajah-mada-476585.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun