Gambar di atas ini adalah potretan gambar sebuah sungai. Air sungai yang jernih atau terlihat terang (bening) dan bersih tidak terdapat kotoran ataupun  sampah pelastik dan lainnya. Sungai ini tidak sama dengan sungai-sungai besar lainnya, yang berada di dekat perkotaan atau tempat (area) pertambangan yang sudah terkontaminasi dengan berbagai macam zat kimia ataupun kotoran-kotoran lainnya. Sungai ini bersih, jernih dan baik untuk di konsumsi sebagai air minum, mandi, mencuci dan lain sebagainya untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat.
Sungai ini bernama sungai Kirime di wilayah ketengban, distrik Nongme, kabupaten Pegunungan Bintang.
Ukuran lebar sungai ini kurang lebih 100 meter atau 120 meter (lebar). Untuk kedalamannya tidak menentu karena ada bagian yang dalam, ada yang sedang dan ada yang tidak dalam/ dangkal. Untuk ukuran dari panjangnya sungai ini belum sempat di ketahui, maka kami anjurkan kepada anda silahkan ke lokasinya langsung dan mengukurnya dari hulu sampai ke hilir..… etss  hehe, bercanda!
Baik, kembali ke topik.
Sungai ini (Sungai Kirime) mulai mengalir dari Nongme (wilayah suku ketengban) terus ke arah bagian utara Papua sampai bermuara di sungai Mamberamo.
Jika di lihat dari latar belakang historis-budaya, rata-rata orang Pegunungan Bintang (suku asli) mengakui air sebagai kehidupan dan air juga sebagai identitas mereka. Mek/Ok (dalam bahasa Indonesia artinya Air) adalah sumber kehidupan. Air memberikan kehidupan, kesuburan, kemakmuran, ketenangan dan kedamaian kepada manusia, hewan maupun tumbuhan (mahkluk hidup). Jadi suda pasti sungai Kirime juga termasuk sumber kehidupan bagi masyarakat setempat (Nongme dan Weime).
Di atas ini adalah potretan aliran sungai  Kirime dari atas pesawat di wilayah kampung Cangpalyu distrik Nongme, kabupaten Pegunungan Bintang.
Di atas ini juga adalah potretan aliran air sungai Kirime dari atas pesawat di wilayah kampung Urubol, kabupaten Pegunungan Bintang.