Setelah mengetahui perilaku investor pasar modal ketika Pileg pada bulan Maret yang lalu, maka pada Mei ini tiba saatnya ditelaah seperti apa respon pasar terhadap Pilpres yang lalu.Dibawah ini disajikan tabel hasil Pilpres tahun 2004 putaran pertama.
Hasil Pemilihan Suara Capres dan Cawapres 2004 Putaran I (05 Juli 2004)
No.
Pasangan calon
Jumlah suara
Persentase suara
1
Susilo BY-J.Kalla
36.070.622
33,58%
2
Megawati-Hasyim M
28.186.780
26,24%
3
Wiranto-Salahuddin W
23.827.512
22,19%
4
Amien Rais-Siswono Y.H
16.042.105
14,94%
5
Hamzah H-Agum G
3.276.001
3,05%
Jumlah
107.403.020
100,00%
Pergerakan IHSG
Putaran I 2004
T-1
T+1
T-1 vs T+1
1W
1W change (%)
1M
1M change (%)
Indonesia
745,0
768,3
3,12%
757,6
1,68%
762
2,28%
Sumber: Trimegah
Tampak dengan jumlah suara 107,403,020 tingkat golput mencapai 28% dari jumlah suara sah di putaran pertama dengan jumlah pasangan calon mencapai 5 pasang yang mengerucut pada SBY-JK (33,6%), Mega-Hasyim (26,2%) dan Wiranto-Salahudin (22,2%).
Pada putaran pertama, dalam berbagai periode observasi baik sehari sebelum dan sehari setelah pemungutan suara, seminggu setelahnya, sebulan setelah pencoblosan, pasar saham diwakili IHSG BEI dalam tren menanjak, di kisaran 1,7% hingga 3,2% dengan magnitude tertinggi sebulan setelah berlalu.
Bagaimana halnya dengan putaran kedua?
Hasil Pemilihan Suara Capres dan Cawapres 2004 Putaran II (20 September 2004)
No.
Pasangan calon
Jumlah suara
Persentase suara
1
Susilo BY-J.Kalla
69.266.350
60,62%
2
Megawati-Hasyim M
44.990.350
39,38%
Pergerakan IHSG
Putaran II 2004
T-1
T+1
T-1 vs T+1
1W
1W change (%)
1M
1M change (%)
Indonesia
814,6
823,9
1,13%
815,6
0,12%
841
3,21%
Sumber: Trimegah
Ketika episentrum politik mengerucut pada SBY-JK dan Mega-Hasyim maka suara rakyat dimenangkan oleh SBY-JK dengan pareto 61%:39%.Respon pasar juga positif pada berbagai periode pemilihan, melaju di kisaran 0,1% hingga 3,2%.
Apa pula yang terjadi di 2009?
Pilpres berlangsung satu putaran, dengan kubu terbagi pada SBY-Boed, Mega-Pro, JK-Win dengan skor akhir berturut-turut 61%, 27%, dan 12%.
Hasil Pemilihan Suara Capres dan Cawapres 2009 (8 Juli 2009)
No.
Pasangan calon
Jumlah suara
Persentase suara
1
Megawati-Prabowo
32.548.105
26,79%
2
SBY-Boediono
73.874.562
60,80%
3
JK-Wiranto
15.081.814
12,41%
Jumlah
121.504.481
100,00%
Pergerakan IHSG
Putaran I 2009
T-1
T+1
T-1 vs T+1
1W
1W change (%)
1M
1M change (%)
Indonesia
2083,2
2084,0
0,03%
2123,3
1,92%
2349
12,76%
Sumber: Trimegah
Tampak pasar ekuitas juga bergerak dalam tren positif di tahun pemilu 2009, menanjak di kisaran 0,03% hingga 12,8% terutama dengan magnitude tertinggi sebulan setelah terselenggaranya pemilu satu putaran tersebut.
Akankah sejarah berulang di pilpres 2014 Juli ini?
Sejumlah catatan dapat kita ambil diantaranya:
1.Pak Wiranto adalah kandidat dengan rekor terbanyak maju sebagai calon di pilpres dalam 10 tahun terakhir. Pada pemilu 2014 beliau masih dinominasikan namun dengan perolehan suara 5% dan mengingat kebijakan beliau untuk cenderung menjadi power broker maka probabilita maju menjadi cawapres pun mengecil.
2.SBY, JK, dan Mega masih menjadi episentrum politik di Tanah Air, mewakili bendera partai masing-masing, sebagai king maker.
3.SBY dan Partai Demokrat masih belum menunjukan aksinya sampai tulisan ini dibuat tanggal 12 Mei 2014 namun media mengabarkan akan memunculkan kejutan last minute mendekati tanggal pendaftaran kandidat 18-20 Mei 2014. Namun posisi sebagai besan Hatta Rajasa cawapres akan membuatnya memiliki leverage terhadap koalisi yang dipimpin Prabowo / Partai Gerindra yang menjadi kandidat dengan elektabilitas tertinggi dan sudah didukung PPP, PAN, dan PKS. Hatta sendiri menurut media akan resign dari Menko Perekonomian untuk berpasangan dengan Prabowo.
4.Mega dan PDIP sebagai pemenang Pileg 2014 masih akan menggadang Jokowi dengan calon wapres yang hanya mereka berdua yang tahu, namun pastinya dari luar Jawa. Dukungan kerjasama telah diraih dari Nasdem dan PKB.
5.JK masih berhasrat untuk menjadi cawapres diantara king maker lainnya, melakukan leverage politik via Partai Nasdem yang menjadi ‘mitra kerjasama’ PDIP namun masih menunggu rekomendasi Mega-Jokowi. JK menurut media juga dapat membawa suara sebagian Partai Golkar, rumah asalnya dahulu ketika maju cawapres dan capres pada pilpres periode sebelumnya. Partai Golkar sebagai kekuatan dengan jumlah suara 15% masih belum menemukan “jodohnya” namun disinyalir akan menjadi kekuatan penentu jika ARB sebagai nahkoda dapat memainkan tarian cantik, apakah dengan SBY, Mega, atau Prabowo.
Selanjutnya akankah pasar saham bereaksi sama seperti dua periode sebelumnya?
Dari informasi yang beredar pasar modal dan investor asing cenderung positif pada kandidat Jokowi ketimbang kandidat Prabowo, sehingga jika pilpres berlangsung dua putaran atau Prabowo memimpin polling atau bahkan memenangkan pilpres di putaran pertama sejumlah analis memperkirakan pasar saham berpotensi mengalami pullback untuk mendiskon meningkatnya iklim ketidakpastian investasi di pasar finansial
Namun seminggu dan sebulan pertama pasca pilpres akan menjadi momen yang menarik dan penuh harap di pesta rakyat tahun ini, terutama bagi rakyat di pasar modal Indonesia. Semoga yang terbaik yang memimpin negeri ini, dan pastinya yang menggerakan indeks harga saham ke level tertinggi sepanjang masa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H