Mohon tunggu...
sumantri suwarno
sumantri suwarno Mohon Tunggu... -

pengembara kehidupan, sedikit membaca, banyak mencerna....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibasisasi Setelah Globalisasi

26 November 2010   02:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:17 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jika ada yang bertanya, apakah bangunan terpendek di Indonesia saat ini ? Maka jawaban yang paling tepat adalah bangunan ingatan. Daya ingat bangsa Indonesia sungguh pendek, terutama daya ingat terhadap istana, sehingga praktek-praktek penghambaan berlebihan terhadap penguasa terus saja berulang.

Saya betul-betul terkaget-kaget ketika Edhie Baskoro Yudhoyono ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum Kadin. Ini terjadi ketika kekagetan saya terhadap penunjukannya sebagai Sekjen PD masih belum hilang. Sungguh saya tidak bisa berpikir waras, ketika seorang Anas Urbaningrum tokoh politik hebat yang memulai dari bawah, dengan jenjang normal, harus berduet dengan Ibas, remaja belia, yang walaupun master lulusan Singapore tapi mungkin baru mengenal hukum tatanegara ketika PD mulai didirikan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana suasana rapat PD ketika Ketum dan Sekjen berargumen tentang sesuatu keputusan strategis bagi bangsa ini.

Tapi waktu itu saya masih mencoba bersahabat dengan kenyataan bahwa sistem politik kita yang sangat menjunjung tinggi nepotisme, masih memberi tempat bagi munculnya fenomena  Bapak-Anak ini, layaknya Ibas dan juga Puan Maharani di PDIP.

Tapi ketika kemudian KADIN, organisasi pengusaha, organisasi para pebisnis , yang katanya selalu berdasarkan atas rasionalitas dan merit system dalam pengambilan keputusannya..., lagi-lagi menempatkan IBAS sebagai waketum, saya sampai pada kesimpulan elit kita memiliki kontribusi tunggal bagi gagalnya bangsa ini.

Entah apa rasionalitas yang dipakai oleh KADIN ketika dengan serta merta menerima Ibas pada posisi yang sedemikian tinggi ? Benarkah sepak terjang Ibas cukup signifikan sebagai pelaku bisnis sehingga layak mendapat posisi itu ?

Lalu saya teringat Tommy Soeharto ketika menjadi penggagas tunggal mobil nasional, lalu saya teringat ketika Mbak Tutut menjadi Menteri Sosial, lalu saya bingung bagaimana Ibas membagi waktunya di antara jabatannya sebagai anggota DPR, Sekjen PD, dan Waketum Kadin..,  serta kebutuhan untuk kongkow-kongkow dengan teman-teman gaulnya seraya menikmati hobbynya mengendarai sendiri mobil Audi-nya ketika waktu senggang.

Semoga Ibas, mau belajar bahwa tidak semua hasil panen dihabiskan di musim ini, lebih elok jika Ibas mau meluangkan waktu untuk berproses dan menuai panen sesungguhnya saat waktu tiba.

Juga bagi para elit yang membutuhkan kasih sayang SBY, pakailah cara yang benar jangan meracuni dengan terlalu banyak asupan gula yang walaupun manis berpotensi menimbulkan diabetes dalam jangka waktu panjang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun