Mohon tunggu...
sumantri suwarno
sumantri suwarno Mohon Tunggu... -

pengembara kehidupan, sedikit membaca, banyak mencerna....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Awas Anjing Galak!!!

19 Agustus 2010   05:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:54 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk kesekian kalinya politisi demokrat, Ruhut Sitompul membuat geger media kita dengan usulannya untuk memperpanjang masa jabatan presiden hingga 3 periode.  Tanggapan pun beragam, lebih banyak kontranya memang , sekaligus mengesampingkan signifikansi posisi Ruhut Sitompul dalam merepresentasikan suara Demokrat atau SBY. Anas Urbaningrum dan SBY pun serta merta membatah dan meyakinkan publik bahwa 2 periode adalah skema terbaik bagi masa jabatan presiden. Titik. Kontroversi mereda pagi ini.

Tetapi persoalan liarnya Ruhut Sitompul ini, kemudian mengundang perdebatan apakah ini manuver dan improvisasi pribadi ataukah sebuah gerakan terstruktur yang direstui SBY. Gaya improvisasi Ruhut yang sudah terkenal kontroversial sejak zaman di Golkar hingga ribut-ribut Bank Century tentu tak luput dari pengamatan SBY yang terkenal sangat memberi perhatian pada details. Ketika beberapa kali Ruhut mengeluarkan pernyataan yang kontradiktif dengan aspirasi publik, memang serta merta otoritas berwenang pemerintah maupun Demokrat cepat meralatnya, membantah , tak sedikit  mengancam Ruhut. Tetapi hingga saat ini, tidak pernah ada sanksi organisasi yang diterima Ruhut bahkan pernyataan bersifat langsung yang dapat dimaknai bahwa SBY tidak senang dengan tingkah laku Ruhut.

Akibatnya jangan salahkan orang, jika kemudian teori konspirasi beredar kencang tentang manuver Ruhut Sitompul ini. Bagaimanapun, munculnya pernyataan " 3 periode " tidak dapat dilepaskan dari munculnya kecaman masyarakat luas baik di media massa maupun jalur baru aspirasi kelas menengah "Twitter", tentang pidato kenegaraan yang garing, sekaligus rentetan narsisme berupa penyelipan lagu SBY , hingga peredaran buku Agus Harimurti dan Ani Yudhoyono di acara kenegaraan peringatan 17 Agustus di Istana Merdeka.

Kemunculan Ruhut yang tiba-tiba setelah kiprahnya di Pansus century tiga bulan lalu, berhasil merubah arah hujatan dari hujatan terhadap SBY dan keluarganya kepada Ruhut Sitompul. Memang hujatan ini pun dikaitkan langsung terhadap SBY, tetapi SBY yang sangat ahli strategi ini kemudian berhasil membuat Happy Ending semua keruwetan citra di media melalui statement tegas bahwa dia tidak menghendaki perpanjangan periode masa jabatan presiden dalam Pidatonya di Peringatan Hari Konstitusi semalam. Kompas memuat secara tegas pernyataan itu sebagai headline di Edisi Cetak (Kamis, 19/8). SBY kembali baik, dan kita terus menyisakan hujatan kepada Ruhut Sitompul.

Nah, pada titik ini saya jadi teringat tulisan-tulisan yang terpampang di pagar rumah-rumah besar. " Awas Anjing galak !! " begitu biasanya yang terpampang. Semua orang yang lewat, hendak bertamu, pasti paham yang dimaksud tuan rumah. Hati-hati mendekati baik bermaksud jahat atau baik, karena di rumah ini kami mempunyai anjing galak yang bisa menyerang Anda. Itu adalah tafsiran terhadap maksud tulisan itu. Tetapi dalam gambar yang lebih besar, kita dapat memaknai bahwa sesungguhnya yang galak adalah tuan rumahnya. Karena si tuan rumah, si majikan secara sadar memelihara anjing galak yang berpotensi menggalaki-ataupun menyerang tamu atau perampok yang masuk rumahnya.

Dengan keputusan memelihara anjing, apalagi seperti yang diyakini dan dikatakan dalam tulisan bahwa itu anjing galak, tentu juga ada sifat galak yang ada dalam diri si pemilik rumah dan majikan anjing itu. Kalau dia punya sifat ramah, baik dan tidak segalak anjingnya tentu dia tidak akan memutuskan memelihara anjing galak. Karena dia bisa menyerang siapa saja, bahkan orang yang mau datang mengirim parcel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun