Endang Irzal Terharu di Semen Padang Hospital
MATA Drs. H. Endang Irzal, Akt, MBA tampak berkaca-kaca ketika sampai di gerbang pintu masuk Semen Padang Hospital (SPH). Sosok yang dikenal tegar itu tak kuasa menahan haru, tatkala menyaksikan salah satu “buah perjuangannya” bersama manajemen Semen Padang lainnya, berupa rumah sakit megah berstandar internasional, terwujud sudah.
Awal November 2013 siang, mantan Dirut PT Semen Padang Endang Irzal bersama Tresdi Arma (mantan Direktur Litbang dan Operasi Semen Padang), diundang Direktur Keuangan PT Semen Padang Epriliyono Budi untuk mengunjungi Semen Padang Hospital di Jalan By Pass, KM 7 Padang.
Undangan itu sebagai penghormatan bagi Endang Irzal yang dimasa menjadi Dirut Semen Padang telah berjasa memperjuangkan pembangunan RS tersebut. Apalagi pada Grand Launching SPHpada5 Juli 2013 Endang Irzal tak bisa hadir karena sakit.
“Saya tak bisa menghadiri peresmian SPH karena dalam keadaan sakit, dan menjalani opname di sebuah rumah sakit di Jakarta,” tutur Endang Irzal.
Saat memasuki ruang demi ruang SPH bersama Epriliyono Budi, Endang Irzal merasa takjub. Dalam hatinya ia bersyukur kepada Allah, mimpinya di masa lalu telah menjadi kenyataan.
Pasalnya, dia merasakan betul beratnya perjuangan bersama manajemen Semen Padang ketika mengusung pembangunan rumah sakit itu. Saat itu ketika mengusulkan rumah sakit itu dibangun tujuh lantai, pemegang saham ketika itu menolaknya, dan meminta agar dibangun tiga lantai saja.
“Kita mencoba meyakinkan pemegang saham berkali-kali, tapi pemegang saham bergeming,” ungkap Endang Irzal.
Bagi Endang Irzal dan direksi lainnya, mendirikan sebuah rumah sakit berstandar internasional di Sumbar merupakan sebuah keharusan. Hal itu merupakan bentuk sumbangsih sebagai darma bhakti Semen Padang untuk Sumatra Barat.
“Kita menyadari Semen Padang harus memberikan sesuatu bagi masyarakat Sumbar. Tak hanya sebatas kebanggaan-kebangaan di masa lalu, atau sumbangan dalam bentuk CSR dari tahun ketahun. Karena itu, kami memandang, Semen Padang harus memberikan sesuatu yang monumental bagi Sumbar,” kata Endang Irzal.
Pilihannya pada saat itu adalah dengan membangun rumah sakit dengan fasilitas lengkap, dan bertaraf internasional. Kehadiran RS ini diharapkan menjadi rujukan dari seluruh RS yang ada di Sumbar dan Provinsi tetangga. Tak hanya itu, kehadiran RS itu diharapkan dapat membendung ribuan masyarakat Sumbar setiap tahunnya yang memilih berobat ke luar negeri, khususnya Malaysia dan Singapura.
Dari data Pemprov Sumbar saat itu, sekitar 8000 masyarakat Sumbar memilih berobat ke Singapura dan Malaysia. Hal itu mengakibatkan larinya devisa negara, dan tentunya tidak menguntungkan bagi perekonomian Sumatera Barat.
Dengan alasan itulah, Endang Irzal dan manajemen Semen Padang lainnya “mati-matian” berjuang agar SPH bisa direalisasikan. Pemegang saham pada saat itu tidak menerima begitu saja. Imbasnya, pembangunan SPH sempat tertunda pembangunannya setelah peletakkan batu pertama 6 Juli 2009 (pengecoran fondasi bangunan itu dimulai pada 26 Maret 2009).
“Banyak yang menjuluki proyek RS Semen Padang ketika itu sebagai RS Insya Allah,” kata Endang Irzal mengenang.
Berkat perjuangan gigih manajemen, pemegang saham akhirnya melunak dan menyetujui pembangunan RS itu sesuai perencanaan awal, yakni tujuh lantai, dengan fasilitas lengkap.
Setelah memakan waktu lebih empat tahun, proyek ini baru rampung pada 2013.
Pada peresmian yang dilaksanakan 5 Juli 2013, tak kurang dari Ketua DPD RI Irman Gusman, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero), Tbk menyatakan kekagumannya dengan Semen Padang Hospital.
Dwi Soetjipto mengakui perjuangan yang gigih dari manajemen Semen Padang sehingga SPH bisa terwujud dan beroperasi.
"Alhamdulillah, secara fisik SPH jauh lebih bagus dari RS Semen Gresik," kata Dwi Soetjipto.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, kehadiran SPH akan memberi peluang besar pada masyarakat dalam memberi layanan kesehatan. Dengan hadirnya SPH diharapkan akan melengkapi jumlah RS di Sumbar yang dirasakan masih kurang.
Dengan kehadiran SPH, kata Irwan, diharapkan para kepala daerah, para petinggi dan elite Sumbar tidak perlu lagi ke Malaysia dan Singapura.Ini menjadi tantangan bagi SPH untuk menyiapkan alat-alat atau teknologi yang canggih, sehingga dengan izin Allah pasien bisa sembuh.
Ketua DPD RI Irman Gusman menilai, keberadaan SPH adalah sangat penting, bukan saja karena memiliki fasilitas dan peralatan yang lengkap dan canggih. Lebih-lebih diharapkan akan mampu menjawab meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu.
"Keberadaan SPH diharapkan menjadi pelopor dan titik awal dari tujuan pengembangan potensi daerah tersebut. Dengan demikian pula, Semen Padang tetap setia dengan mottonya yang pernah sangat terkenal, ' Kami sudah membuat sebelum orang lain memikirkannya.',” kata Irman.
Seperti Mall
Ketika memasuki SPH, pengunjung seakan tidak berada di Rumah Sakit, melainkan di sebuah mall yang nyaman, karena di lobi rumah sakit itu tersedia berbagai fasilitas perbelanjaaan.
SPH hadir dengan dengan konsep Green Architecture, dengan layanan 20 Poliklinik, dan 40 dokter spesialis.
Pelayanan Unit Gawat Darurat 24 jam dilengkapi Ruang Resusitasi, Pelayanan Rawat Inap yang nyaman, asri dan bersih, didukung dengan berbagai peralatan canggih seperti, Treadmill untuk pemeriksaan fungsi jantung, ENT SET , pemeriksaan THT secara komputerisasi, Audiometri & Spirometri,
EEG 54 channel, guna mendeteksi nyeri kepala, kejang,dan kemunduran intelektual.
SPH dilengkapi dengan Laboratorium, pemeriksaan darah rutin dengan kecepatan pemeriksaan 120 sample/jam, alat pemeriksaan kehamilan,kelainan perut & saluran kecing dengan resolusi 4 Dimensi, mammography, mendeteksi tumor/kanker payudara, Radiologi : CT scan 64 slices, X- Ray, Panoramic, MRI 1,5T, mammography, dan USG 4D. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI