Mohon tunggu...
mantasembiring
mantasembiring Mohon Tunggu... Petani - Karonese

Kalak Karo

Selanjutnya

Tutup

Nature

Taman Tahura Berastagi

19 Juni 2020   02:28 Diperbarui: 19 Juni 2020   02:16 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumatera Utara memiliki banyak sekali obyek wisata yang indah dan menarik. Di sana kita dapat menikmati keindahan alam yang tidak kalah dari negara-negara lain. Salah satu obyek wisata yang harus dikunjungi disana adalah, Taman Tahura Berastagi. Tahura Bukit Barisan diresmikan 4 Juni 1992 mantan Presiden Soeharto pernah menjadi daerah tujuan wisata lokal rekreasi dan menikmati hiburan berupa band dan gendang tradisional Karo, "perkolong-kolong" setiap hari Minggu atau hari-hari libur tertentu. Selalu di kunjung para wisatawan untuk keliling taman Tahura menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Selain menikmati pagelaran seni budaya yang digelar seniman dan artis-artis Karo, juga dimanfaatkan sebagai kegiatan lintas alam menuju kaki Gunung Sibayak melalui Jaranguda dan Desa Doulu dan Semangat Gunung dan berakhir dengan mandi air panas alam di kaki Gunung Sibayak.

Kenyataan ini tidak bertahan lama. Aktivitas ini secara evolusi berkurang dan akhirnya total berhenti. Wisatawan lokal dan mancanegara kurang minat untuk masuk ke Tahura. Termasuk monyet-monyet yang selama ini tinggal di pintu gerbang Tahura yang "bersahabat" dengan pengunjungnya untuk mendapatkan makanan, berkeliaran di sepanjang jalan sekitar Tahura sampai ke hutan lindung wilayah Bandar baru, Kecamatan Sibolangit, Deliserdang. Seluruh bangunan, bernuansa rumah adat terancam roboh dan sebagian lagi ditutupi semak-belukar, termasuk juga pagar dan tempat permainan anak-anak di taman itu bekarat dan tinggal menunggu kehancuran. Tinggal satu patung macan yang terbuat dari ukiran batu tetap kokoh, di bawahnya peresmian 9 Juni 1992 yang ditandatangani Presiden Soeharto.

Flora sangat tumbuh subur di kawasan Tahura ini didominasi oleh jenis-jenis pohon pegunungan, baik jenis lokal maupun yang berasal dari luar. Jenis pohon lokal adalah Pinus Markusii, Altinngia Exelsa, Schina,Wallichii, Busk Laudia Pupeluca, Meanglictia Glanca, Dacrydium Junghuhai, Podocerpus Imbricatus, Dipterocarpoccae, Toona Jureni, Casuarina spp, Palagium, dan lain-lain.

Fauna yang hidup di kawasan ini antara lain: monyet, harimau, siamang, babi hutan, ular, elangtor utama penunjang sebagai objek wisata adalah indahnya dan udaranya sejuk, vegetasi alam dan hutan yang masih perawan, landsekap yang indah dan menarik ,perbukitan dan pegunungan yang tepat untuk lintas alam dan berkemah, sumber air panas dan air bening yang cukup banya ji, burung hantu, kancil, beruk, katak, biawak, landak, rusa, labi-labi, bajing, kalong, mawas, murai batu, tringgiling, beruang, dan lain-lain. Sejak tahun 1920 pada masa penjajahan Belanda, sebagian dari kawasan ini, terutama sekitar Tongkeh dan Brastagi, telah berkembang menjadi salah satu tujuan wisata baik domestik maupun mancanegara yang vital dan ramai dikunjungi wisatawan.

Seperti diketahui, sekarang Tahura sungguh terlihat menyeramkan karena kurangnya perhatian dari pemerintah dan masyarakat disekitarnya. Maka dari itu diperlukan strategi pengembangan, agar Tahura Berastagi tersebut bisa dijadikan lagi sebagai obyek wisata yang dikenal banyak orang seperti sebelumnya.

Strategi pengembangan yang perlu dilakukan adalah dengan membersihkan semua area taman, memotong ranting-ranting pada pohon agar terlihat lebih rapi, membangun kembali rumah adat Suku Karo yang dulunya pernah ada disana agar lebih terlihat budaya lokalnya, membangun tempat bermain baik untuk anak/dewasa agar para pengunjug tidak cepat bosan. memanfaatkan kembali flora dan fauna yang ada pada taman tersebut, membangun bangku-bangku sehingga pengunjung dapat santai duduk-duduk sembari menikmati pemandangan Tahura nan indah, dan hewan-hewan yang ada disana. membangun lahan parkir dibangun agar pengunjung yang membawa motor/mobil tidak khawatir dengan masalah parkir. Warung atau tempat makan agar adanya tempat beristirahat sejenak bagi para pengunjung yang kelelahan dengan menikmati makanan khas lokal Karo sambil melihat/menikmati pemandangan sekitar. Membangun penginapan sangatlah bagus, karena obyek wisata pasti banyak wisatawan yang akan berkunjung nantinya sehingga wisatawan tersebut tidak kebingungan/kesulitan untuk mencari tempat bermalam. Membangun toilet umum merupakan salah satu fasilitas penting juga agar para pengunjung tidak perlu repot-repot mencari toilet diluar obyek wisata. Untuk lebih menarik minat pengunjung dapat di bangun spot spot foto yang menarik di kawasan taman ini.

Selain itu dapat buat jungle track supaya orang bisa menikmati suasana alam. Kita akan lihat lagi lagi apakah mungkin ada flora dan fauna yang perlu ditambahkan ke sini. Tapi yang pasti saat ini kita ingin menjadikan Tahura ini menjadi tempat berbagai atraksi. Mungkin nanti akan ada balai pertemuan akan ada tempat outbond, ataupun pentas pentas musik di sini

Kendala yang terdapat pada taman ini adalah kurangnya perhatian dari masyarakat setempat dan pemerintah disana. Ditaman ini sekarang banyak sampah-sampah yang selama ini tidak pernah dibersihkan dan banyaknya semak-belukar pada taman tersebut. Maka dari itu diperlukan kerja sama pemerintah dan masyarakat setempat untuk mengembangkan potensi Taman Tahura Berastagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun