Mohon tunggu...
Taufiqi Pramono
Taufiqi Pramono Mohon Tunggu... wiraswasta -

twitter.com/taufiqipram

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merantau (1)

13 April 2012   10:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:39 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aku gak ingat lagi tanggalnya. Yang aku ingat hanya harinya: Jumat. Diantar oleh salah satu tetangga terbaikku, Pak Tohari namanya, aku sampai di Landungsari, terminal di Kota Malang. Setelah bus Puspa Indah jurusan Jombang-Malang itu berlalu, aku naik angkot yang menuju kelurahan Purwodadi. Aku gak ingat angkot apa yang pertama kali aku naiki bersama Pak Tohari. Tapi yang jelas, aku diturunkan di kawasan Jalan Borobudur. Di situ kami mampir di sebuah warung soto ayam. Kami sarapan dengan lahapnya, meskipun rasanya aneh di lidah kami (maklum, belum terbiasa dengan masakan luar Ponorogo).

Perjalanan dilanjutkan dengan naik angkot ABG. Kami diturunkan di depan sebuah gapura “Kelurahan Purwodadi” di Blimbing. Belum sampai tujuan, kami jalan kaki sampai menemukan alamat Jl. Ikan Hiu No. Blablabla. Sang pengantar sudah tidak asing lagi dengan daerah itu, meskipun dia merasakan banyak yang berubah dari kawasan yang jauh lebih ramai dari tempat tinggalku itu. Pak Tohari memang lama tinggal di daerah itu. Dia pernah bekerja selama 5 tahun lebih di perusahaan kontraktor listrik yang tidak lain adalah tempat tujuan kami.

Setelah memencet bel di belakang pagar hijau itu, kami disambut dengan ramah oleh seorang wanita, yang belakangan kami kenal dengan Bu Towik. Pak Tohari mengenalkan diri. Setelah dijelaskan bahwa Pak Tohari adalah mantan karyawan CV. Blablabla, Bu Towik mempersilakan kami menunggu di luar. Kami diminta menunggu suaminya, karena dia adalah anak mantu dirumah itu, dan baru menikah setelah Pak Tohari resign, sehingga dia gak kenal dengan Pak Tohari, dan Pak Tohari pun tidak kenal dengan Bu Towik. Sebenarnya ada orang yang dikenal Pak Tohari, namanya Bu Prayit, sang mertua Bu Towik. Tapi berhubung beliau wanita, dia tidak kenal dengan semua karyawan di perusahaan kontraktor listrik milik suaminya. Pun karena sudah sangat lama Pak Tohari resign, sekitar lebih dari 10 tahun.

Akhirnya yang ditunggu datang. Pak Nonot, dengan ekspresi lupa-lupa ingat, menghampiri kami. Senyum khasnya, yang masih aku ingat sampai sekarang itu akhirnya melebar menjadi tawa setelah ingat dengan Pak Tohari. Tentu saja setelah melalui cerita yang panjang untuk mengobati ‘amnesia’ itu. Sesi selanjutnya adalah kangen-kangenan, sekaligus tanya jawab tentang perkembangan perusahaan pasca ditinggal Pak Tohari. Ternyata perusahaan itu sudah tutup sekitar tiga tahun lalu. Sepeninggal Pak Prayitno, yang dulu menjadi bosnya Pak Tohari, perusahaan itu mengalami kebangkrutan secara perlahan. Selain karena persaingan bisnis, juga karena sang penerus kurang bisa fokus karena banyak bisnis lain yang lebih menarik baginya.

Kembali ke konteks. Tujuan kami ke situ adalah sebuah ikhtiar. Usaha untuk mencarikan aku tempat tinggal selama di Malang. Dengan diterimanya aku di salah satu Universitas Negeri terbaik di Malang, mau tidak mau aku harus merantau. Tapi, ada banyak tapi yang seolah menghalangi. Orang tuaku mulai berpikir ulang untuk melepasku ke Malang. Apalagi kalau bukan karena biaya yang cekak. Dan sungguh berdosanya diriku waktu itu aku belum punya pikiran untuk mencari tempat tinggal lain selain dengan mengemis seperti ini.

Yang ada di pikiranku waktu itu hanyalah: “kalau memang orang tuaku tidak bisa membiayai kebutuhan primerku selama di Malang, aku mau bekerja saja. Pergi ke kakak sepupuku yang pialang TKI, dan bekerja entah di mana, dan pulang lagi untuk kuliah”.

Bersambung

Sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun