Siang ini iseng membuka inbox FB, terus scroll ke bawah. Sebuah ucapan menikah dari wanita yang dulu sangat aku cintai dan inginkan menjadi pendamping hidup. Aku lebih dulu menikah dibanding dengannya. Foto inbox itu adlaah percakapan terakhir kami, yang berlangsung di akhir tahun 2013.
Percakapan sebelumnya berlangsung sekitar tahun 2011. Pada tahun 2012, aku memberanikan diri untuk melamar menikahinya, namun ditolak. Mungkin pada bertanya-tanya, memang selama ini ga pacaran? ya memang kami dekat tapi tidak pernah pacaran, begini ceritanya.
-----------------------------------------------------------------------------
Kisah ini terjadi di salah satu kampus negeri di kota besar Jawa Tengah. Saat itu tahun 2007, aku yang seperti dirinya aktif sebagai pengurus BEM. Pertengahan tahun, artinya saat itu adalah masa-masa penerimaan mahasiswa baru di kampus.
Sebenarnya aku tak pernah memperhatikannya sama sekali, benar sama sekali. Aku juga tak sadar kalo dia ternyata sangat cantik, bener-bener salah satu yang paling cantik di angkatanku.
Singkat cerita, teman-temanku mulai membicarakannya. Karena salah seorang temanku nembak dan si dia tak kunjung menjawab, meski belakangan tersiar kabar bahwa sebenarnya dia mau menjadi pacar temanku itu. Well yang suka tak hanya satu, tapi beberapa orang.Â
Aku masih biasa saja, tak terlalu menggubris, juga belum memperhatikan secantik dan sebaik apa orangnya. Karena aku sendiri waktu itu masih terlalu sulit melupakan kenagan-kenangan lama, meski sebenarnya aku belum pernah juga pacaran waktu itu, karena takut ditolak cewek.
Lalu suatu hari saat penerimaan mahasiswa dan acara ospek, dia menghampiri dan mengajak ngobrol. Kebetulan saat itu dia menjadi panitia dan aku yang bandel ini buat sedikit keributan dan mundur dari kepanitiaan. Hmmm mungkin dia ajak ngobrol aku karena peristiwa "pemberontakan" yang terjadi, hehehe.
Entah kenapa biasanya aku agak kikuk kalo ngobrol sama cewek cantik, tapi berbeda dengan cewek satu ini. Aku easy going dan...........
"Kamu cakepan kalo rambutnya dikuncir," kata-kata itu meluncur dari mulutku sembari aku ngloyor meninggalkannya sendirian.
Esoknya