Saat ini petani lebih memilih untuk menunda panen, karena harga jeruk yang sangat minim.Harga jeruk saat ini Rp5.000/Kg.Â
Petani jeruk dari desa Sampun,Kecamatan Dolat Rakyat Kabupaten Karo mengaku untuk lebih baik menunda panen daripada merasakan kerugian karena harga jeruk yang sangat minim.Â
Jikalau harga terus menerus tidak ada kenaikan maka petani jeruk akan terpaksa menjual jeruk tersebut dengan sistem lelang. Sistem lelang dimaksut adalah dimana petani dan pembeli sudah menyepakati harga. Â Agar petani tidak mengalami banyak kerugian. Dimana pembeli akan memberi uang muka kepada petani tersebut. Pembeli akan mengutip sendiri dimana biaya kutip, keranjang, tali, Â gaji buruh dan transportasi akan ditanggung oleh pembeli sendiri.Â
Kalau petani menjual jeruknya sendiri berdasarkan jumlah timbangan dengan harga yang sangat minim ini, maka petani akan mengalami kerugian. Dimana biaya penyemprotan ±1.000.000/Minggu,belum lagi untuk pupuk,  tanah kompos dan lainnya. Belum lagi cuaca buruk yang mengakibatkan jeruk rusak. Sebab dari itu diperlukan perawatan yang banyak.Â
Petani Jeruk yang belum menjual jeruknya rata-rata sudah menguning siap dipanen.Â
Petani umumnya menunggu pembeli di kebun. Akan tetapi jika harga tidak naik dan mungkin anjlok, petani terpaksa menjual buah jeruk tanpa perlu berspekulasi lagi atau ada juga yang denga sistem lelang. Tapi jika buah masih baru matang, petani masih bisa bertahan menunggu harga yang lebih tinggi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H