Proses transfer pemain di sepakbola eropa memiliki waktu tersendiri dan sangat konsisten terhadap jadwal tersebut. Ini yang menjadi hal dasar yang perlu dimiliki dalam mengatur sepakbola, yaitu kedisiplinan.
Konsistensi terhadap waktu membuat banyak klub merasa nyaman untuk mengatur agenda yang ingin mereka jalankan. Terlebih lagi, sisi keadilan akan dirasakan oleh semua.
Salah satunya pada bursa transfer pemain yang dibuka pada musim panas dan musim dingin. Jika musim panas menandakan awal musim, maka musim dingin merupakan pertengahan musim.
Tepat pada bulan Januari selama 1 bulan penuh, biasanya menjadi jadwal bagi bursa transfer musim dingin. Begitu pun pada musim kompetisi 2021/2022 ini.
Tidak akan ada alasan pandemi atau apapun pada jendela transfer, jika sudah dibuka proses transfer sudah bisa berlangsung. Dan sebaliknya apabila sudah ditutup, sudah tidak ada lagi kesempatan untuk perpindahan pemain.
Adapun pemain yang masih berpindah klub setelah ditutupnya bursa transfer, itu biasanya ada formula-formula tertentu yang digunakan oleh klub yang terlibat. Dan hal tersebut sah-sah saja.
Contoh yang terbaru yang terjadi pada bursa transfer musim dingin musim ini adalah kasus Pierre Emerick Aubameyang, yang hijrah dari Arsenal ke Barcelona.
Karena satu dan lain hal, proses transfer Aubameyang yang awalnya diprediksi bisa selesai menjelang penutupan bursa transfer atau Deadline Day.
Ternyata tidak bisa berlangsung karena ada masalah teknis, sehingga waktunya tidak cukup untuk menyelesaikan masalah tersebut selama jendela transfer dibuka.
Alhasil, pihak Arsenal bersepakat untuk memutus kontrak Aubameyang, sehingga sang striker sempat berstatus bebas transfer atau tanpa klub beberapa jam saja.