Ajang 4 tahunan Olimpiade 2020 baru saja berakhir beberapa hari lalu. Kontingen Amerika Serikat keluar sebagai juara umum, disusul oleh kontingen China di tempat kedua, dan tuan rumah Jepang di tempat ketiga.
Meski masuk dalam 3 besar yang meraih medali emas terbanyak, ketiga negara tersebut tidak ada satu pun yang meraih medali pada cabang sepakbola laki-laki.
Jepang sebenarnya berpeluang besar meraih medali perunggu, namun pada pertandingan perebutan medali perunggu, Jepang harus kalah dari Meksiko.
Untuk diketahui, medali emas Olimpiade 2020 cabang sepakbola diraih oleh Brazil, medali perak diraih oleh Spanyol, dan medali perunggu diraih oleh Meksiko.
Bagi Brazil, raihan medali emas Olimpiade 2020 kali ini merupakan ulangan dari raihan meraka pada Olimpiade 2016 lalu. Pada saat itu Olimpiade 2016 digelar di Kota Rio, Brazil.
Aturan pemain yang berlaga pada setiap Olimpiade adalah diisi oleh pemain 23 tahun ditambah dengan 3 orang pemain senior. Namun karena Olimpiade 2020 digelar pada tahun 2021, panitia memberikan toleransi agar menyertakan pemain 24 tahun dalam skuad.
Ajang Olimpiade menjadi turnamen yang paling tepat bagi para pemain muda menunjukkan kualitasnya agas bisa menarik perhatian banyak mata dan membuat harga pasarnya naik.
Karena peserta Olimpiade berasal dari seluruh dunia, sehingga akan sulit menebak kekuatan dari masing-masing tim. Apalagi cabang sepakbola yang didominasi oleh pemain muda.
Untuk tim besar, mungkin bisa diukur kekuatan timnya karena banyak pemain mudanya bermain di beberapa klub elit eropa. Sehingga akan bisa ditakar sejauh mana kualitas dari timnas tersebut.
Namun berbeda dengan timnas yang sebagian besar dihuni oleh pemain yang bermain di liga lokal dan jarang disorot oleh media asing. Ajang Olimpiade akan menjadi ladang pembuktian bagi para pemain tersebut.