Mohon tunggu...
Mansari
Mansari Mohon Tunggu... Dosen - Memberikan informasi dan inspirasi

Masyarakat Biasa yang selalu ingin bersukaria dengan kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dilema Belajar Era Teknologi

5 April 2015   00:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14281671671359737958
14281671671359737958

Suatu kondisi yang sangat miris dan memprihatinkan di zaman modernisasi yang ditandai dengan munculnya berbagai tehnologi canggih ke permukaan adalah kurangnya sikap saling menghargai yang terjadi di lingkungan pendidikan. Tehnologi canggih seperti Smart Phone yang menyediakan berbagai gadzet-gadzet yang menggiurkan mampu menggoda para siswa dan mahasiswa di perguruan tinggi untuk menggunakannya. Penggunaannya di luar jam belajar bukanlah suatu persoalan, namun sekarang akibat ketagihan menggunakan aplikasi-aplikasi jejaring sosial seperti Black Berry Messanger (BBM), Facebook, Twitter, Path dan lain sebagainya telah membius generasi kita untuk terlarut dalam lembah kelalaian. Di saat Guru dan Dosen memberikan kuliah (transfer of knowledge) hanya sebagian kecil yang memperhatikannya. Sikap saling menghargai seorang guru memang mulai memudar. Padahal guru merupakan sosok yang bersahaja yang memberikan pencerahan bagi generasi muda agar mampu membuka jendela dunia. Guru adalah orang yang membuka mata dan hati agar siswa dan mahasiswanya dapat berguna bagi Negara dan bangsa yang bermartabat serta mampu berkompetitif dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Lebih miris lagi melihat kondisi belajar bila seorang guru atau dosen yang mengajar dengan sikap kelemahlembutan yang dimilikinya. Ia tidak bisa menunjukkan ketegasan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya banyak yang memanfaatkan sifat tersebut untuk melanjutkan aksinya untuk mengutak-atik jejaring sosial yang tersedia di Smart Phone-nya masing-masing. Mulai dari yang dekat dengan dinding sampai pada posisi yang paling pojok tidak mengherankan untuk menggunakannya. Bahkan tidak jarang di antara satu ruang mengirim pesan dari satu dengan lainnya untuk hal-hal yang tidak manfaat. Materi yang disampaikan oleh Dosen tersebut hanyalah angin berlalu yang hilang tanpa jejaknya dan interaksi melalu media sosial terus berlangsung sampai proses belajar mengajar berakhir.

Lain halnya dengan dosen yang memiliki sikap yang tegas, bahasa yang lugas serta metode pengajaran yang mampu membuat siswa atau mahasiswanya dapat menerima materi yang disampaikan dengan baik. Misalnya dengan menyelipkan beberapa lelucon di saat menyampaikan materi sehingga ketegangan dan kebosanan mahasiswa dapat dibendung. Hal-hal semacam ini perlu kiranya dilakukan oleh para pendidik yang bekerja di sebagai profesi Guru atau Dosen. Tujuannya adalah untuk mewujudkan sikap saling menghargai antar pelajar dan gurunya, penyerapan keilmuan yang disampaikan dapat terakomodir dengan baik yang dapat berguna dalam pembangunan bangsa dan Negara ke depan serta mampu mencetak kader bangsa yang mempunyai professional di bidang-bidang tertentu serta profesionalitas yang dapat dipertanggunjawabkan.

Inilah tugas pokok yang harus dilakukan oleh pendidik di era globalisasi dan modernisasi untuk mengantisipasi atau paling tidak dapat meminimalisir siswa dan mahasiswa yang melakukan tindakan tersebut. Kehadiran tehnologi merupakan suatu rahmat yang harus kita syukuri bersama. Dengan hadirnya tehlogi canggih yang memadai dapat memudahkan bagi kita dalam menemukan informasi baru yang terus up to date dari belahan dunia. Akan tetapi gunakanlah tehnologi itu pada tempatnya, selektiflah dalam memilih dan memilah tempat untuk mengoperasikan gadzet yang tersedia, hormatilah guru yang telah memberikan pemahaman secara mendalam bagi kita semua.

Salam Kompasiana

Banda Aceh, 4 April 2015

Mansari, SHI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun