Mohon tunggu...
Manjaro Pai
Manjaro Pai Mohon Tunggu... Freelancer - Ayahnya Manjaro

Every day for us something new Open mind for a different view And nothing else matters (Metalica)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | 5 Menit di Liang Lahat Ibu

1 April 2020   14:38 Diperbarui: 1 April 2020   19:34 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayang keadaan ekonomi keluarganya belum cukup pulih, sehingga orang tuanya memaksa Jojo bersekolah di luar kota. Dengan terpaksa dan berat hati Jojo pun menurut apa yang diminta orang tuanya. Akhirnya Jojo bersekolah di sekolah negri terdekat.

Satu semester berlalu dijalani Jojo di sekolah tersebut dengan beberapa kali terlibat berkelahi dengan teman sekolahnya. Bahkan, dia berani berkelahi dengan kakak kelasnya sehingga membuat namanya populer.

Saat semester dua, kedua orang tua Jojo pindah kembali ke Kota Bandung. Jojo tetap bersekolah di sana, meskipun orang tuanya menawarkan untuk pindah ke sekolah di Kota Bandung. Jojo mulai tenggelam dengan dunia barunya. 

Dia yang awalnya pulang larut malam, lama-lama jadi sering tidak pulang. Semula cuma menginap di rumah kawannya, lambat laun jadi menginap di sekolah. Ya di ruangan sekolah yang biasanya digunakan untuk kegiatan organisasi.

Mental Jojo semakin tangguh. Hatinya semakin keras. Wataknya semakin bengal dan liar, meskipun tetap berprestasi di sekolah. Semakin hari semakin keras dan terus terbentuk hingga dia meranjak dewasa. 

Dia telah bermetamorposis dari seorang anak mama, korban palak brandalan, lalu menjadi anggota berandalan, hingga kini dia populer dengan kemandirian dan kekerasan hatinya. Semakin dewasa watak tersebut terus semakin mendarah daging.

Dua puluh tahun berlalu Jojo pun sudah berkeluarga, tetapi karakter kerasnya tak pernah berubah. Tidak ada sedikitpun rasa kangen kepada kedua orang tuanya, apalagi saudara-saudaranya yang entah dimana saat Jojo dipalak dulu, saat Jojo harus beradu jotos untuk sekadar bisa berangkat sekolah.

Pagi itu Jojo baru selesai mandi dan berdandan untuk berangkat kerja, lalu terdengar suara merdu dari arah pintu kamar,"Kang bagai mana kabar Ibu? Sudah dua bulan kita tidak tengok."

Mirna, adik kelasnya ketika dia masih bersekolah di SMA yang sekarang sudah menjadi istrinya menanyakan kabar ibu mertuanya.

"Kabar ibu? Ibu sakit. Kan kamu sudah tau," ujar Jojo menjawab santai sambil terus merapihkan pakaiannya, lalu berjalan keluar kamar dan duduk di meja, sambil meminum teh manis yang sudah disediakan Mirna.

"Nantilah kita tengok. Aku masih banyak urusan," sambung Jojo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun