Seperti biasa wanita satu ini selalu tahu apa yang ada dalam pikiran saya.
Aku mencoba bangkit dan batinku sedikit merasa lega. Pesan dari istriku membuat keinginan pulangku semakin bertambah kuat. Pasti dia sudah tahu resikonya dan sudah menyiapkan semuanya.
Datang ke rumah sendiri seperti seorang pesakitan emang aneh rasanya. Jika ini dalam keadaan biasa, pasti aku sudah marah dan maki maki istriku.
Dia dan anak anak seperti menghindar dariku dan aku dilarang menyentuh apapun sampai selesai mandi.
Setelah membersihkan diri, aku langsung memeluk anak-anak dan berjanji sama mereka, besok ayah akan libur.
“Besok ayah akan kerja di rumah. Ayah akan ikuti perintah Sosial Distance dari pemerintah,” kataku pada mereka.
***
NB:
Bukan masalah kita berani dan kuat menghadapi virus, tapi jangan sampai kita menjadi carrier yang mengakibatkan orang-orang yang kita cintai terpapar virus akibat kecerobohan kita. Mari kita sukseskan Sosial Distance.
Jika kita tetap diluar rumah dan berkata bahwa ajal ada ditangan tuhan, coba kita balik kan saya dirumah saja dan rejeki ada ditangan tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H