Mohon tunggu...
Maniza Martyliani
Maniza Martyliani Mohon Tunggu... Lainnya - belum / tidak bekerja

saya suka musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kesenian Ebeg

17 September 2024   18:20 Diperbarui: 17 September 2024   18:21 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wawancara keseniaan ebeg (dokpri)

Ebeg ada di kebudayaan Ngapak pada abad 16 ketika hadirnya Pasukan Warok yang dipercaya Kesultanan Demak untuk menjaga tiap-tiap kadipaten dibawah naungan Demak Bintoro, Biasanya Ebeg adanya bentuk-bentuk in trance (kesurupan) atau wuru. Bentuk-bentuk seperti ini merupakan ciri dari kesenian yang terlahir pada zaman animisme dan dinamisme.

Selain itu, karena telah berasimilasi di Kebudayaan Ngapak maka Ebeg dianggap sebagai seni budaya yang benar-benar asli dari Jawa Banyumasan mengingat didalamnya sama sekali tidak ada pengaruh dari budaya lain, tetapi tokoh dari Ponorogo masih ada seperti Singo Barong, Pentulan, ganongan, Penunggang Kuda dan Bomoh berpakaian warok.

Berbeda dengan Wayang yang merupakan apresiasi budaya Hindu India dengan berbagai tokoh-tokohnya. Ebeg sama sekali tidak menceritakan tokoh tertentu dan tidak terpengaruhi agama tertentu, baik Hindu maupun Islam. Bahkan dalam lagu-lagunya justru banyak menceritakan tentang kehidupan masyarakat tradisional, terkadang berisi pantun, wejangan hidup dan menceritakan tentang kesenian Ebeg itu sendiri. Lagu yang dinyanyikan dalam pertunjukan Ebeg hampir keseluruhan menggunakan bahasa Jawa Banyumasan atau biasa disebut Ngapak lengkap dengan logat khasnya. Jarang ada lagu Ebeg yang menggunakan lirik bahasa Jawa Mataraman dan bahasa selain Banyumasan. Beberapa contoh lagu-lagu dalam Ebeg yang sering dinyanyikan adalah Sekar Gadung, Eling-Eling, Ricik-Ricik Banyumasan, Tole-Tole, Waru Doyong, Ana Maning Modele Wong Purbalingga dan lain-lain.

sumber yang di dapat 

    Nama grup           : wayang satria panumbang 

    Tahun berdiri     : 2018

     Ketua / pendiri  : bpk. alip prasisto 

     Jumlah anggota : 30 

     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun