Hidup itu seperti sebuah petualangan, segala sesuatu yang melekat padanya, serba mengejutkan. Tidak ada yang pernah tahu jawaban yang pasti dari pertanyaan bagaimana dan mengapa.
Untuk langit.
Untuk bumi.
Untuk hidup.
Dan untuk semua hal-hal mencengangkan yang terjadi di atasnya.
Sebuah dunia yang dimulai dengan kata "saya".
S a y a
Saya adalah anak biasa, tumbuh di lingkungan biasa, dan berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja.
Dari sejak pertama kali saya menangis, sampai beberapa tahun kemudian, saya tidak menjelma menjadi siapa-siapa. Tidak berubah -dalam skala besar- untuk menjadi apapun seperti yang terjadi pada Peter Parker, Adolf Hitler, Michael Owen, atau anak-anak lainnya, yang bumi menjadi gegap-gempita atas kelahirannya.
Saya tetap menjadi anak itu, yang bisa anda temui dalam keadaan kucel dan belum selesai kuliah. Rambut saya cenderung ikal, karena saya jarang bersisir. Mata saya bulat dan coklat, seperti gundu yang terbuat dari tanah liat.
Saya memaksakan diri untuk tetap tidak memasang lempengan lensa untuk membantu penglihatan saya, karena saya tidak ingin terlihat lebih culun dari Harry Potter. Badan saya biasa-biasa saja, tidak atletis sama sekali.Â
Sebenarnya saya benci sarapan. Sarapan membuat otak saya mogok. Energi pagi saya bersumber dari bergelas-gelas kafein yang diperoleh dari kopi.
Itulah penampakan saya, jika ada orang memandang saya dalam 30 detik.