Mohon tunggu...
Albert M
Albert M Mohon Tunggu... -

Suka Seni dan Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Irama Kesunyian

29 April 2011   08:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:16 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secangkir kopi menemani subuh ini
Bersama bayangmu merengkuh hangat
Sesaat ku tersadar…
Irama jiwa berkelakar selaras senyap
Menyapu puing-puing lelah tersisa

Keheningan terpecah-belah
Saat raut wajahmu hinggap
Terdengar lantunan tak bertuan
Berdendang perlahan tak tentu arah
Inikah irama romantika?
Lalu, mengapa ada asmara yang tersisa?
Diantara cawan nan menjulang indah…

Ragaku menggigil panjang
Saat sang waktu memperdengarkan jejaknya
Terdiam ataukah harus menangis?
Harmoni sudah semakin beringas…
Seakan hendak membekukan naluri

Perlahan aku mulai menguasai ritme
Melantun bersama gemercik air
Siklus terus berputar semaunya
Memaksaku untuk tetap berdendang
Menantang dan meradang
Entah sampai kapan …

25.07.10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun